Thursday, November 5, 2009

Saya tidak bangga jadi Tionghoa

Saya mendapat email ini:

KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI ORANG CINA

Kami datang dalam kemiskinan, anda sudah tiba sejak nenek moyang anda berada.
Kami duduk dibawah terik matahari menunggu dagangan kami, disaat anda meminta bagian anda untuk uang "keamanan"

Kami bersepeda berjualan bakpao disaat anda sedang menikmati mie ayam langganan anda di dekat rumah.
Kami menghitung saving dan expense keluarga kami, disaat anda menghitung apa yang bisa anda belanjakan dengan uang anda.

Kami berusaha mencari apa yang bisa kami jadikan uang, ketika anda sedang berusaha mencari apa yang bisa dijadikan barang.

Kami berusaha berhubungan dengan orang-orang yg memiliki kekuasaan agar kami bisa lancar mencari makan,
ketika anda sedang menikmati hidangan makan malam anda dimeja.

Kami menaruh resiko atas pinjaman2 dengan bunga bank yang tinggi, disaat anda sedang berpuas diri akan pekerjaan rutin anda

Kami rela makan nasi 1 kali sehari demi masa depan, disaat anda menuntut makan 3 kali sehari.

Kami menabung dan rela menggunakan pakaian ala kadarnya disaat anda menggunakan pakaian yang apik buatan levi's

....40 tahun berlalu....

Kami menikmati apa yang telah kami perjuangkan, disaat anda berkata "china sialan, nguasain negara gueee"

Kami menikmati liburan setiap tahun ke luar negeri,
melihat indahnya alam ciptaan Tuhan bersama keluarga disaat anda ribut akan kenaikan harga sembako.

Kami bersyukur atas hasil kerja keras kami disaat anda sedang mengutuk negeri ini.

Kami berjalan menyisir pantai, melihat tenggelamnya matahari di kepulauan hawaii
ketika anda melihat matahari tenggelam dari jendela kantor anda.

Kami melakukan pesta perpisahan keluarga karena ada anggota keluarga kami yang pergi menuntut ilmu di negeri orang,
ketika anda sedang pusing memikirkan bagaimana menyekolahkan anak anda.

Kami bercerita tentang bagaimana indahnya hidup ini,ketika anda bercerita tentang pahitnya hidup saat ini.

Kami berpikir makan apa besok, ketika anda berpikir apa besok makan.

Saat kami menikmati puncak kesuksesan, anda menyalahkan kami atas kemiskinan keluarga anda.

Saat kami masuk ke pintu ruang pabrik kami, anda datang meminta bagian atas apa yang telah kami perjuangkan

Kami tahu kami hanya pendatang, tapi kami tahu bagaimana membuat kami menjadi lebih berarti di mata bangsa2 lain.

Kami tahu kami hanya numpang, tapi kami tahu bagaimana kami berjuang dalam kerasnya hidup menumpang.

Kami berusaha, uang bukan jatuh dari langit.
Kini anda yang meratap mengapa negeri ini penuh dengan kami yang berada diatas...

Kami menjauhkan diri dari komunitas anda, karena kami takut anak2 kami memiliki mental seperti anda.

Kami bukan sombong, kami bukan membenci anda,
tapi kami ingin hidup seperti apa yang nenek moyang kami ajarkan,
"JANGAN MEMINTA, TAPI BERUSAHA"

Kami berkorban untuk anak cucu kami, kami berjuang dari kemiskinan sampai kemakmuran,
kami tidak meminta dengan gratis, kami membayar apa yang harus kami bayar,
KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI BANGGA

Tanggapan saya:

saya keturunan tionghoa, malu melihat para koruptor ditangkap, dibelakangnya orang tionghoa............

saya tidak bangga lagi karena setelah 40 tahun, generasi muda sudah berubah menjadi generasi hedonis dan mementingkan diri sendiri.

Mereka enggan mengurus anak, yang penting ada duit buat bayar suster dan guru les. aku raja kecil di republik ini.

Mereka memilih gereja yang menjanjikan berkat melimpah-ruah dengan bayar perpuluhan. siapa yang tidak bisa dibeli uang? bahkan Tuhan saja 'bisa'. dibeli

Mereka pintar dibisnis tapi di gereja gobloknya minta ampun, dibohongi Pdp: pendeta dan pengusaha. Uangnya dikeruk tapi mereka tetap mujui-muji dia karena yang penting berkatnya masuk jauh lebih banyak dari yang di'investasikan'. mereka meng-klaim bayar perpuluhan agar berkatnya melimpah sesuai janji Tuhan, mereeka tidak perduli dengan janji Tuhan selama janji itu menguntungkan, mereka tidak perduli jika perpuluhan bukan janji Tuhan agar mereka diberkati melimpah (emangnya investasi bank gelap??). Mereka mengutip Maleakhi 3:10 tanpa tahu dan tanpa perduli konteksnya adalah kemarahan Tuhan dan bukan janji Tuhan. mereka tidak perduli kalau banyak orang lain terutama hamba Tuhan yang bayar perpuluhan dan hidupnya pas-pasan tanpa kelimpahan (sepanjang merekanya kaya raya). mereka tidak perduli karena yang penting dirinya berkelimpahan. mereka tidak perduli perpuluhan konteksnya Israel bukan jemaat modern, mereka tidak perduli dengan ajaran yang benar karena yang mereka mau adalah ajaran yang menguntungkan diri sendiri. Sampai-sampai kalau keluar duit buat gereja karena dianggap itu investasi pintar, cara pintar agar mendapat cash back 1000%.

aku malu melihat tionghoa yang pinter bohongi jemaat........................

Aku malu melihat hampir semua mafia mimbar, adalah pendeta pengusaha keturunan Tionghoa. mereka tidak peduli dengan kebenaran firman Tuhan, karena pedulinya memperluas network sesama mafia mimbar, untuk bisa saling mengundang dan diundang berkotbah yang menyenangkan pendengar untuk bisa mendapatkan amplop yang tebal.

Aku malu melihat mereka yang menjual darah Kristus hampir semuanya pendeta pengusaha keturunan Tionghoa , apa yg berbau religious dikomersilkan , dimulai menjual minyak urapan, sampai menjajakan firman Tuhan untuk memperkaya dirinya sendiri

Aku malu melihat mereka yang mendirikan gereja seperti mendirikan perusahaan komersial , hampir semuanya keturunan Tionghoa

Aku malu melihat jemaat yg menjadi korban pembodohan hampir semuanya kerturunan Tionghoa yg berduit

3 comments:

Unknown said...

I'm not chinese. But i'm so touch and sad too with this messages; i'm so proud to have chinese brothers and sisters in Christ; to have indianese brothers and sisters in Christ; to have Melayunese, Javanese, Western or Black and all else brothers and sisters in Christ.
I'm proud to know people like you.
Don't be sad, brother.
Just keep on going. Keep writing!

lukas kuswanto said...

Basically God does not see skin color, whether the tribe or nation where it came from, but look at the purity of your heart to see the events around you, I greatly applaud. The fact many servants of God who truly lives to serve it in short, the congregation of the weak economy but they still feed the church of the faithful. Moving forward in the Lord. God bless you.

lukas kuswanto said...

Basically God does not see skin color, whether the tribe or nation where it came from, but look at the purity of your heart to see the events around you, I greatly applaud. The fact many servants of God who truly lives to serve it in short, the congregation of the weak economy but they still feed the church of the faithful. Moving forward in the Lord. God bless you.