Wednesday, November 11, 2009

Konsep Gereja

Pendahuluan
Tulisan ini adalah bagian dari tugas awal mata kuliah Gereja dan Masyarakat. Tulisan ini membahas tiga hal yaitu definisi gereja, fungsi-fungsi gereja, dan aplikasi dari fungsi-fungsi gereja dalam masyarakat.

Definisi Gereja
Gereja adalah kumpulan orang-orang kudus sepanjang zaman yang dipanggil keluar dari dunia menjadi milik Kristus. Kumpulan orang-orang kudus atau orang-orang beriman yang menerima anugerah keselamatan Kristus bersifat kekal, yaitu mereka yang sudah mati, yang masih hidup dan mereka yang akan datang. Jadi gereja bukanlah berbentuk fisik (bukan gedung gereja) melainkan persekutuan mistis antara umat-Nya dengan Allah di dalam Kristus Yesus.
Dari pengertian di atas, gereja dapat didefinisikan sebagai:
1. Gereja yang kasat mata, di mana gereja adalah sekumpulan orang-orang, baik orang-orang pilihan maupun bukan orang-orang pilihan yang membentuk suatu persekutuan untuk beribadah kepada Allah di tempat dan di waktu tertentu. Gereja yang tampak (kasat mata) adalah gabungan antara orang-orang percaya dan bukan orang-orang yang percaya karena tidak semua orang dalam gereja akan diselamatkan/dipilih. Demikian juga ada orang-orang yang saat ini belum beribadah di gereja tapi suatu waktu akan mendapatkan anugerah keselamatan.
2. Gereja yang tidak kasat mata, yang terdiri dari semua orang pilihan sepanjang segala abad, di segala tempat. Gereja yang tidak kasat mata inilah gereja yang sesungguhnya secara esensi karena inilah kumpulan orang-orang yang mendapat anugerah keselamatan.

Fungsi-Fungsi Gereja
Berbicara tentang fungsi gereja tidak dapat dilepaskan dari tujuan gereja. Sebuah tujuan atau serangkaian tujuan-tujuan gereja berfungsi sebagai tolok ukur dari fungsi-fungsi gereja. Dengan kata lain fungsi-fungsi gereja adalah merupakan aplikasi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh gereja.
Pada dasarnya, misi atau tugas gereja meliputi dua fungsi, yaitu ke dalam dirinya (pelayanannya memelihara pertumbuhan kehidupan rohani para anggota jemaatnya) dan ke luar dirinya (pelayanannya terhadap dunia luar).
Fungsi ke Dalam
Setiap gereja merupakan suatu persekutuan yang berkumpul bersama untuk menyembah Allah. Gereja terdiri dari seluruh keluarga Allah yang berkumpul untuk bersekutu (koinonia dalam persekutuan dengan semua orang percaya -- apapun kondisi masing-masing mereka -- bersaudara, saling mengasihi dan membantu bagi terwujudnya perkembangan masing-masing. Semua orang percaya wajib dibangun dalam iman yang benar, melalui pelajaran yang benar dan sakramen-sakramen gereja, bagi tercapainya tujuan bersama, yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Jemaat harus dilengkapi untuk dapat hidup benar dan setia melakukan kewajiban-kewajibannya, baik terhadap gereja, sesama orang percaya, maupun terhadap tugas ke luar gereja.
Fungsi ke Luar
Fungsi ini meliputi baik tugas pemberitaan Injil (kerygma) maupun tugas pelayanan sosial (diakonia). Adapun tugas pelayanan sosial merupakan tugas di bawah tugas pemberitaan Injil yang tidak dapat dipisahkan dari tugas pemberitaan Injil karena tugas utama gereja adalah menginjili dunia, dan bukan menyempurnakan kesejahteraan sosial masyarakat. Penginjilan adalah usaha memberitakan kabar maha baik tentang Yesus Kristus, yang melalui kematian dan kebangkitan-Nya, menebus dosa umat manusia, sehingga mereka yang mau percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, memperoleh pengampunan Allah dan kehidupan kekal.
Dalam melaksanakan fungsi gereja di masyarakat, Caleb So menyatakan ada empat persyaratan yang mendasar yaitu:
1. Gereja harus senantiasa memperbaharui dirinya sendiri.
2. Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dengan Tuhan.
3. Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dirinya sendiri.
4. Gereja harus bisa menyebabkan orang bertemu dengan sesamanya.
Rick Warren menyatakan ada lima tujuan gereja yang menjadi faktor utama pendorong gereja untuk melaksanakannya. Kelima tujuan gereja ini dilaksanakan secara seimbang. Lima tujuan itu adalah:
1. Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu (Penyembahan).
2. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Pelayanan).
3. Pergi dan jadikan murid (Penginjilan).
4. Baptiskan mereka (Persekutuan).
5. Ajarlah mereka untuk taat (Pemuridan).
Sejalan dengan Rick Warren, James Emery White menggunakan nats Kis. 2:42-47 untuk menguraikan tujuan-tujuan gereja. (Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan).
White mengatakan bahwa gereja mula-mula bertekun pada pengajaran para rasul (Pemuridan), bertekun pada persekutuan (Persekutuan), bertekun pada memecahkan roti, berdoa, dan bertemu di Bait Allah (Ibadah), bertekun dalam memenuhi kebutuhan sesama (Pelayanan), dan bertekun untuk pertumbuhan gereja, terutama melalui pertobatan (Penginjilan).
Pemikiran White dan Warren adalah agar gereja mendapatkan (menemukan) kembali tujuannya sesuai Alkitab dan melihat semua aktifitas gereja melalui tujuan-tujuan itu. Dengan kata lain fungsi-fungsi gereja seharusnya adalah berdasarkan tujuan-tujuan gereja berdasarkan Alkitab.

Aplikasi Fungsi-Fungsi Gereja
Aplikasi fungsi-fungsi gereja yang bersifat operasional ini sebagian besar adalah berdasarkan dari pemikiran White dan Warren.
Langkah pertama adalah membuat sebuah visi dan misi gereja. Contohnya:
Visi:
Menjadi Gereja yang sehat dan misioner (Gereja yang mempunyai enam tujuan utama yang seimbang)

Misi:
1. Membawa setiap orang pilihan kepada Kristus (Penginjilan).
2. Menjadikan mereka anggota keluarga Allah dengan konsep hidup berjemaat yang benar di gereja dan di luar gereja (Persekutuan).
3. Membangun ibadah pribadi dan komunitas yang
berpusat kepada Kristus (Ibadah).
4. Membina jemaat untuk mencapai kedewasaan rohani dalam Kristus (Pemuridan).
5. Memperlengkapi dan mengarahkan jemaat bagi pelayanan pekerjaan Tuhan sesuai karunia rohani (Pelayanan).
6. Menjadi organisme yang accountable dan transparan (Good Management).

Langkah kedua adalah membuat sebuah struktur organisasi (karena latar belakang penulis adalah Presbiter, maka struktur organisasi ini bercorak Presbiterian). Contohnya:
Majelis Gereja



Penginjilan Persekutuan Ibadah Pemuridan Pelayanan Adm&Keu
Misi pribadi Persekutuan wilayah Ibadah umum Seminar Konseling Administrasi
Kunjungan Persekutuan pasutri Ibadah khusus Pemahaman Alkitab Pembinaan pemuda Keuangan
Radio Pernikahan Musik Cell groups Perpustakaan
Misi pos PI Diakonia Koor Temu doa Multimedia
dll
dll
dll
dll
dll
dll



Rapat Kerja antar departemen/bagian

Rapat Pleno Majelis dan departemen

Langkah ketiga adalah membuat strategi. Strategi adalah sesuatu yang dilakukan berkaitan dengan rencana umum tentang sesuatu dan prinsip-prinsip yang mendasarinya.
1. Tentukan misi/tujuan
2. Tentukan profil sasaran /orang-orang
3. Tentukan tenaga (SDM)
4. Telitilah sarana dan metode penginjilan
5. Tetapkan pendekatan
6. Perhitungkan hasil-hasil yang diharapkan
7. Lakukan pembagian tugas (PERAN)
8. Buatlah rencana
9. Bertindaklah
10. Evaluasi

Langkah keempat adalah melaksanakan strategi yang ditentukan dengan mengetahui sasaran masyarakat yang akan dijangkau.

Langkah kelima adalah penyusunan sumber daya manusia dan lainnya huna pelaksanaan program-program. Pelaksanaan program dilakukan secara bersamaan secara seimbang. Pengertian seimbang adalah memberikan perhatian lebih pada bagian yang paling lemah.


Langkah keenam adalah melaksanakan evaluasi dengan mendapatkan feedback dari anggota jemaat.

Penutup
Penyusunan dan pelaksanaan tujuan dan fungsi gereja dalam masyarakat adalah campuran antara ilmu pengetahuan, seni, dan penerapan prinsip-prinsip Alkitab. Oleh karenanya tidak ada sebuah organisasi yang sempurna karena adanya perbedaan faktor-faktor konteks budaya, kebiasaan, hambatan eksternal (misalnya peraturan dan hukum yang berlaku) dll. Sementara itu, bentuk, cara, sarana organisasi dapat berubah sesuai konteks, sedangkan prinsip kebenaran Alkitab adalah harga mati tanpa boleh dikompromikan. Jadi sebaik apapun sistem yang dibuat, menjadi sia-sia dan tidak bernilai apapun ketika menyelewengkan kebenaran Alkitab. Di lain pihak tidak mendayagunakan sumber daya manusia seperti penyusunan organisasi yang baik berarti kurang menghargai anugerah-Nya dan menghambat rencana dan kehendak Allah. Dengan pengaturan yang baik dan kesetiaan pada Firman Tuhan berarti kita siap menjadi alat-Nya.

No comments: