Wednesday, August 4, 2010

Pengantar Perjanjian Lama 2

Pendahuluan
Buku ini adalah lanjutan buku Pengantar Perjanjian Lama jilid pertama. Seperti pada buku jilid pertama, secara khusus para penulis memberikan pengantar kepada latar belakang, isi, sifat sastra dan berita Perjanjian Lama mulai dari kitab Mazmur sampai dengan kitab Maleakhi. Salah seorang penulisnya, William Sanford LaSor melayani sebagai profesor Perjanjian Lama di Fuller Theological Seminary sampai pada pensiunnya.

D. Sastra
Puisi Ibrani
Untuk menafsirkan bentuk puisi, sangatlah penting untuk memahami prinsip-prinsip dasar puisi Ibrani. Ciri-ciri puisi Ibrani adalah:
• Kesejajaran pemikiran, yaitu kesejajaran persamaan (Amos 20:1) di mana kata pertama dalam baris pertama (anggur) sejajar dengan kata pertama dalam baris kedua (minuman keras). Demikian juga kata kedua (pencemooh/peribut); kesejajaran pertentangan, yaitu baris kedua mengungkapkan gagasan yang sama tetapi dalam bentuk yang bertentangan (Amos 10:1); kesejajaran perlengkapan, yaitu baris kedua mengembangkan pemikiran dalam baris pertama (Ams. 1:7); bentuk yang lain (Yoel 1:4, Yes. 1:10, Yes. 1:3, Hos. 12:3, Maz. 2:9, Yes. 40:3).
• Rima, irama, dan matra. Umumnya puisi Ibrani tidak memakai rima, tetapi memakai matra dan irama. Misalnya matra 2+2 (sebuah bait mempunyai dua tekanan kuat dalam setiap baris) atau 3+2.
• Pasangan kata dan cara-cara lain. Misalnya kepala=tempurung kepala, ribu=sepuluh ribu, melayani=menyembah, dsb.

Dengan demikian, sangatlah penting untuk meneliti puisi bagi kepentingan penafsiran. Langkah pertama adalah melakukan analisa perikop menurut unsur-unsurnya, mengenal gaya bahasa puisi, aliterasi, asonansi, paronomasia, onomatope, dan berusaha untuk memelihara keindahan pengungkapannya.

Kitab Mazmur
Secara struktur, kitab Mazmur dibagi menjadi lima bagian yaitu Mazmur 1—41; 42—72; 73—89; 90—106; 107—150. Kitab Mazmur merupakan gambaran iman alkitabiah bagi mereka yang tidak mempunyai Alkitab. Rangkuman sejarah (misalnya 78; 105; 106; 136), dorongan untuk hidup saleh (1; 119), pengetahuan akan penghakiman (37; 49; 73), jaminan atas kesetiaan-Nya (103), dsb.
Kitab Mazmur mempunyai beberapa jenis sastra yaitu:
• Nyanyian pujian yang terdiri dari tiga unsur yaitu panggilan untuk beribadat (105:1, 105:6); Gambaran tentang karya atau sifat-sifat Allah (105:7, 105:7, 105:43); Kesimpulan (105:45c). selain itu ada sub-kategori yang berkisar pada peristiwa khusus, misalnya nyanyian kemenangan, nyanyian arak-arakan, nyanyian Sion, nyanyian penobatan.
• Keluhan umat. (12; 44; 58; 60; 74; dsb)
• Keluhan pribadi (22:2; 22:13; 22:5; 22:20-21; 22:10; 22:23; 22:25).
• Nyanyian syukur pribadi (23; 30; 32; 34; dsb)
• Mazmur kerajaan, berupa penobatan, pernikahan, doa sebelum atau sesudah peperangan.
• Mazmur hikmat, yang dapat berbentuk kumpulan amsal, akrostik dan uraian.

Sastra Hikmat
Dalam Perjanjian Lama sastra hikmat meliputi kitab Ayub, Amsal dan Pengkhotbah. Beberapa Mazmur juga mencerminkan tema-tema hikmat (1; 32; 34; 37, dsb) dan baik Kidung Agung dan Ratapan menunjukkan pengaruh hikmat dalam kiasan maupun gaya bahasanya.
Bentuk umum sastra hikmat dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu:
1. Hikmat dalam bentuk amsal, peribahasa, ucapan singkat yang penuh arti dalam kehidupan.
2. Hikmat spekulatif yang bersifat perenungan, berupa dialog, monolog, atau karangan yang menyelidiki masalh pokok manusia seperti arti kehidupan dan penderitaan.
Kitab Amsal
Kitab Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda. Hikmat Ibrani adalah seni untuk mencapai keberhasilan dan kitab Amsal adalah buku petunjuk untuk hidup yang berhasil. Dengan melukiskan kebiasaan hidup yang negatif dan positif, Amsal menjelaskan perilaku yang benar dan salah dalam berbagai keadaan. Jadi tujuan utama kitab ini adalah untuk menjelaskan dengan cermat, tepat dan mudah dingat apa yang dimaksud dengan siap melayani Allah sepenuhnya.
Isi atau susunan kitab Amsal dapat dibagi menjadi paling tidak delapan kumpulan yang mandiri yaitu:
• Pentingnya hikmat (1—9)
• Amsal-amsal Salomo (10:1—22:16)
• Amsal-amsal orang bijak (22:17—24:22)
• Perkataan-perkataan tambahan (24:23—34)
• Amsal-amsal Salomo kumpulan Hizkia (25—29)
• Perkataan-perkataan Agur (30)
• Perkataan-perkataan Lemuel (31:1-9)
• Gambaran tentang istri yang cakap (31:10-31)

Kitab Ayub
Nama Ayub ditafsirkan oleh Albright sebagai “Di manakah Bapa(ku)?” dalam surat Amarna (1350 sM) dan naskah kutukan dari Mesir (2000 sM). Dalam kedua tulisan itu, nama Ayub adalah seorang pemimpin suku di Palestina dan sekitarnya. Waktu penulisan kitab Ayub sulit ditentukan karena umumnya para ahli membagi pasal 1 – 2 dan pasal 42:7 – 17 berasal dari zaman kuno dan pasal 3:1 – 42:6 sebagai bagian yang berasal dari waktu yang kemudian. Agaknya kitab ini diselesaikan antara tahun 700 dan 600 sM. Penulis kitab ini sendiri tidak diketahui.
Susunan kitab ini secara sekilas adalah sbb:
• Pembukaan, dalam bentuk prosa (1 – 2)
• Ratapan Ayub, dalam bentuk puisi (3)
• Dialog antara Ayub dan ketiga sahabatnya dalam tiga babak (puisi, 4 – 27)
• Syair tentang hikmat (puisi, 28)
• Keluhan Ayub (puisi, 29 – 31)
• Kata-kata Elihu (puisi, 32 – 37)
• Jawaban Allah kepada Ayub (puisi, 38:1 – 42:6)
• Penutup (prosa, 42:7 – 7:17)
Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dalam bertindak
• Adanya pencobaan oleh iblis
• Adanya kekuatan untuk menderita.

Kitab Pengkhotbah
Penulis kitab ini tidak diketahui namanya. Penulisnya adalah seorang yang bijak yang bermaksud untuk menentang pendapat dan nilai-nilai orang bijak lainnya. Pada umumnya para ahkli sependapat bahwa kitab ini ditulis jauh setelah abad ke-10 sM atau jauh setelah zaman Salomo.
Struktur kitab ini adalah sebagai berikut:
• Pembukaan (1:1 – 3)
• Temanya diperlihatkan I (1:4 – 11), terdiri dari kehidupan manusia secara umum, pengatahuan, kesenangan, nasib semua manusia, jerih payah manusia, dan kesimpulan.
• Temanya diperlihatkan II (3:1 – 4:16), terdiri dari pengendalian Allah atas semua peristiwa, kurangnya kekekalan, penindasan, pekerjaan, timbunan kekayaan secara kikir, sifat ketenaran yang cepat berlalu.
• Kata-kata nasihat I (4:17 – 5:11), terdirin dari hormati Allah dalam ibadahmu, bayarlah nazarmu, pasti ada ketidak-adilan dalam pemerintahan, jangan mencintai kekayaan.
• Temanya diperlihatkan III (5:12 – 6:12), terdiri dari kekayaan yang hilang dalam usaha, kekayaan yang tidak dapat dinikmati, ketetapan takdir.
• Kata-kata nasihat II (7:1 – 8:9): kehormatan lebih baik dari kemewahan, ketenangan lebih baik dari kesembronoan, waspada lebih baik dari tergesa-gesa, hilmat dan kekayaan lebih baik dari hikmat saja, kesabaran lebih baik dari amarah, keterbatasan lebih baik dari melampaui batas, pria lebih baik dari wanita, kompromi kadang lebih baik dari bertindak benar.
• Tema yang diperlihatkan IV (8:10 – 9:12): ketidakpastian dalam keadilan, rahasia karya Allah, kematian adalah nasib semua orang, ketidaktentuan hidup.
• Kata-kata nasihat III (9:13 – 12:8): cerita tentang nilai hikmat, hikmat dan kebodohan, pemerintahan raja-raja, cara-cara usaha yang baik, nikmati hidup sebelum datang hari tua.
• Penutup (12:9 – 14)

Secara teologis, kitab ini memaparkan beberapa hal yaitu:
• Kebebasan Allah dan batas-batas hikmat
• Menghadapi kenyataan hidup
• Persiapan untuk Injil

Kidung Agung
Menurut tradisi, kitab ini ditulis oleh Salomo walaupun ada beberapa alasan yang menunjukkan bahwa penyuntingan akhir dilakukan pada waktu yang lebih kemudian dari masa Salomo. Kidung Agung bukan tulisan hikmat karena bentuknya yang paling menonjol adalah puisi cinta.
Oleh karena bentuknya yang berupa puisi cinta, penafsiran kitab ini menjadi tidak mudah. Dalam sejarahnya, ada beberapa cara penafsiran yang dilakukan yaitu:
• Alegoris yang dipakai oleh penafsiran Yahudi yang paling awal sampai zaman bapa-bapa gereja.
• Tipologis. Metode ini berusaha menghindari subyektifitas tafsiran alegoris dan mempertahankan tafsiran harafiah puisi itu, dengan menekankan tema-tema utama tentang kasih dan pengabdian.
• Tafsir dramatis, yaitu memperlakukan kitab ini sebagai drama.
• Kidung pernikahan yaitu membandingkan perayaan perkawinan di Siria dengan Kidung Agung.
• Upacara-upacara liturgis, yaitu menganggap kitab ini berasal dari upacara liturgis penyembahan dewa Tamus, dewa kesuburan Babel.
• Kidung cinta kasih, yaitu memandang kitab ini sebagai puisi atau kumpulan puisi cinta, yang mungkin tapi tidak harus dihubungkan dengan perayaan perkawinan atau peristiwa tertentu lainnya.
E. Nubuat
Nabi Dan Nubuat
Pengertian kata “nabi” adalah seorang yang dipanggil untuk berbicara atas nama Allah. Selain itu seorang nabi disebut juga “peliat” yang berarti orang yang melihat dalam suatu penglihatan. Seorang nabi mempunyai ciri-ciri bahwa dia mempertahankan kesadaran dan penguasaan dirinya di bawah penyataan Allah, dipanggil untuk menyampaikan pesan Allah, dan orang yang kudus dalam arti penyerahan diri. Secara umum ada dua pendekatan terhadap nubuat, yaitu menekankan unsur ramalan dan menekankan pemberitaan yang diterapkan pada keadaan saat itu.

Kitab Amos
Amos adalah seorang peternak domba dari Tekoa, suatu desa kira-kira 15 km sebelah selatan Betlehem. Amos bernubuat pada masa Yerobeam II (793 – 753 sM). Nubuat Amos dibagi menjadi tiga bagian: auman singa (1: - 3:8), dakwaan Allah terhadap Israel (3:9 – 6:14), dan hukuman Allah (7:1 – 9:15). Bagian pertama berisi delapan dakwaan dengan ancaman hukuman Allah terhadap enam bangsa di sekitarnya, serta Yehuda dan Israel sendiri.
Pandangan teologis kitab Amos adalah:
• Allah yang Maha Tinggi
Seruan Amos tentang keadilan sosial timbul karena sifat Allah sendiri. secara moral Allah adalah sempurna dan menuntut tingkah laku moral dari setiap orang dan mereka harus mempertanggung-jawabkannya.
• Allah Israel
Inti agama Perjanjian Lama adalah pemilihan Israel menjadi umat Allah. Hubungan khusus ini diperlihatkan juga dalam penghukuman yang diberikan ketika Israel berdosa.
• Tanggung jawab dan pemilihan
Pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan membawa konsekuensi untuk bertanggung-jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Amos mengakhiri kitabnya dengan menyhatakan perjanjian Allah tidak dihancurkan walau mereka terus menerus berdosa. Bahkan Allah berjanji akan menjadikan mereka lebih mulia, sehingga mereka akan mengalami kelimpahan, kemantapan dan keamanan yang belum pernah dialami sebelumnya.

Kitab Hosea
Kira-kira sepuluh tahun setelah Amos, Allah memanggil Hosea untuk melayani sebagai nabi. Pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia di Yehuda dan Yerobeam II di Israel.
Inti pasal 1 – 3 adalah mengenai perkawinan Hosea. Jelas bahwa Hosea menghubungkan panggilannya sebagai nabi perkawinannya dengan Gomer. Latar belakang Israel pada masa Hosea adalah dipenuhi dengan kemerosotan rohani dan moral yang dalam. Penyembahan Baal terus berlangsung sehingga Allah menggambarkan perzinahan rohani ini dengan menyuruh Hosea mengawini seorang wanita sundal. Nama anak-anak Hosea (Lo-Ruhama : tidak disayangi dan Lo-Ami: bukan umat-Ku) menggambarkan hubungan Allah dan Israel. Israel tidak akan kembali kepada Allah, karenanya Dia sendiri akan mengambil umat-Nya kembali kepada-Nya (2:13 – 22). Kemudian Allah menyuruh Hosea untuk memulihkan Gomer sebagai istrinya dengan membelinya dengan harga seorang budak. Kemerosotan moral Israel melambangkan “upah” yang dibayar oleh dosa. Namun pengampunan Allah dibayar dengan pendisiplinan melalui pembuangan.
Inti pasal 4 – 14 merangkumkan pelayanan Hosea sebagai pengajar dan pemberita sbb:
• Pengenalan akan Allah.
Pengenalan akan Allah bukan hanya berarti pengetahuan akan Allah, melainkan hubungan dengan-Nya dalam kasih dan ketaatan.
• Kebodohan sikap tak berterima kasih.
Tidak mengucap syukur kepada Allah menghasilkan penyembahan berhala atau pemujaan diri sendiri.
• Kesia-sian keagamaan tanpa kesalehan.
Imam-imam menjadi sasaran khusus kemarahan Hosea karena mereka sama bejatnya dengan rakyat yang seharusnya mereka bimbing.
• Belas kasihan Allah yang tak berubah.
Pada akhirnya belas kasihan Allah tidak berubah walau ada keseimbangan antara kasih dan hukuman sebagai dasar hubungan antara Allah dan Israel.
Kitab Yunus
Kitab Yunus mencatat keunikan yang tidak ada dalam kitab yang lain. Kitab ini berisi cerita pengalaman seorang nabi dan bukan laporan pemberitaannya. Sumbangsih teologis kitab Yunus adalah sbb:
• Konsep Allah
Yunus mengakui adanya hubungan antara ketidak-taatannya dengan badai besar, ia percaya Allah mendengar dan menjawab doanya, Allah pengasih dan penyayang, dan Allah akan memperlihatkan anugerah-Nya kepada orang Niniwe jika mereka bertobat.
• Rencana penyelamatan yang universal
Satu-satunya konsep yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab nabi lainnya adalah Allah menyuruh nabi-Nya untuk memberitakan amanat-Nya kepada bangsa lain dan Ia akan menyelamatkan mereka jika bertobat.

Kitab Mikha
Nama Mikha berarti “siapa yang sama dengan Tuhan?”. Dia hidup pada masa pemerintahan Yotam, Ahas dan Hizkia (sekitar 735 – 700 sM). Mikha berasal dari desa dan mungkin seorang petani kecil. Ia menentang penyelewengan Yerusalem dan Samaria serta memperlihatkan bagaimana penghukuman akan segera terjadi dan mempengaruhi Yudea Selatan. Selain itu Mikha mengecam penindasan dan penghisapan pada orang miskin.
Struktur kitab Mikha adalah sbb:
• Bagian pertama (1:2 – 2:13)
 Hukuman yang panjang (1:2 – 2:11)
 Hukuman yang pendek (2:12 – 13)
• Bagian kedua (3 – 5)
 Hukuman yang panjang (3)
 Harapan yang pendek (4:1 – 5)
 Harapan bagi orang-orang yang susah (4:6 – 8)
 Kesusahan yang panjang, harapan yang pendek (4:9 – 10)
 Kesusahan yang pendek, harapan yang panjang (4:11 – 13)
 Kesusahan yang pendek, harapan yang lebih panjang (4:14 – 5:5)
 Harapan bagi sisa Israel yang susah (5:6 – 8)
 Hukuman yang panjang (5:9 – 13)
 Hukuman yang pendek (5:14)
• Bagian ketiga (6 – 7)
 Hukuman yang panjang (6:1 – 7:7)
 Harapan yang pendek (7:8 – 20)

Kitab Yesaya I: Latar Belakang
Yesaya adalah penulis kitab ini walau tidak berarti dialah pengarang atau penyunting akhirnya. Yesaya memulai pelayanannya pada tahun wafatnya Uzia sampai pada pemerintahan raja Yotam, Ahaz, dan Hizkia (740 – 701 sM). Tradisi mengatakan pelayanan Yesaya berlanjut sampai pada masa pemerintahan raja Manasye dan Yesaya mati syahid karena digergaji pada masa pemerintahan raja Manasye pada tahun 687 sM.
Struktur kitab Yesaya adalah sbb:
• Bagian pertama: Penghukuman (1 – 35)
 Dosa-dosa Yehuda (1 – 12)
 Ucapan ilahi tentang penghukuman (13 – 23)
 Maksud Allah dalam penghukuman (24 – 27)
 Peringatan tentang usaha manusia mencari keselamatan (28 – 35)
 Selingan sejarah (36 – 39)
• Bagian kedua: Penghiburan (40 – 66)
 Pembebasan (40 – 48)
 Penebusan (49 – 59)
 Kemuliaan (60 – 66)

Pada umumnya para ahli tidak menganggap Yesaya menulis sendiri keseluruhan kitabnya. Ada yang berpendapat kitab ini ditulis oleh dua orang, tiga orang, bahkan lima orang atau lebih. Alasan-alasan utama yang dikemukakan adalah adanya perbedaan sudut pandang sejarah, sebutan nama Koresy, gaya bahasa, dan pandangan teologis. Akhir-akhir ini muncul pendapat bahwa kitab Yesaya pasal 1 – 39 ditulis oleh Yesaya dan pasal 40 – 66 ditulis oleh seorang nabi lain yang tidak dikenal namanya. Sebenarnya perdebatan mengenai penulis aslinya tidak penting. Hal terpenting adalah adanya pengakuan bahwa secara keseluruhan kitab ini merupakan karya Roh Allah sehingga otoritasnya tidak diragukan lagi.
Kitab Yesaya II: Pemberitaan
Pemberitaan kitab Yesaya adalah sbb:
• Penglihatan dan misi Yesaya
Sedikitnya ada dua penglihatan yang ditunjukkan (1:1; 2:1). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah Mahakudus dan membuat Yesaya dalam keadaannya yang berdosa. Yesaya melihat dirinya sebagai orang berdosa dan mendapat pelayanan yang dibebankan padanya. Misi Yesaya selain menyampaikan pemberitaan tentang penolakan umat Israel oleh Allah, juga menyampaikan janji Mesianik.
• Ajaran tentang Allah
Ajaran tentang Allah dalam kitab Yesaya berisi pokok bahasan tentang Allah yang Mahakudus, Allah sebagai penyelamat, Allah sebagai penebus, Allah sebagai Bapa, Allah sebagai penguasa tertinggi, dan Roh Allah.
• Hubungan Allah dengan manusia
Ajaran kitab Yesaya tentang hubungan Allah dengan manusia adalah tentang kebenaran, keadilan dan hamba Tuhan. Kata “kebenaran” mempunyai arti “apa yang ditetapkan secara tegas, berhasil dan tetap tahan dalam kehidupan manusia”.

Nubuat Mesianik
Seperti nubuat pada umumnya, nubuatan Mesianik bukan hanya ramalan tentang peristiwa yang akan terjadi pada masa depan. Namun nubuat itu ada hubungannya dengan maa depan, khususnya dengan Mesias yang akan datang. Karena itu nubuat apapun yang mengkaitkan masa sekarang dengan rencana Allah yang pokok (yang berpuncak dalam diri Kristus) dapat disebut ‘mesianik”.
Dalam Perjanjian Lama, tidak ada istilah “Mesias” secara langsung. walaupun demikian, apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama secara langsung menunjukkan ciri-ciri Mesias itu sendiri, yaitu:
• Anak Daud
Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, Dia menggenapi nubuatab Zakharia (Mat 21:5 – Zak 9:9). Demikian juga murid-murid-Nya secara jelas menghubungkan nama keturunan Daud dengan Kristus (Kis 1:16; 2:25; 2:29 – 31; 34 – 36).
• Keturunan Daud
Yesus berasal dari garis keturunan Daud dan nabi-nabi menyebut keturunan Daud akan menjadi raja di tengah-tengah mereka (Yes 9:5 – 6; 11:1; Yer 33:17, 20 – 21; 23: 5 – 6; 33:14 – 16; 30:9; Yeh 34:23 – 24).
• Mazmur-mazmur kerajaan
Mazmur-mazmur juga banyak yang mengacu kepada Yesus, misalnya mazmur 2, 45, 110, dsb.
• Kerajaan mesianik
Nabi-nabi tidak hanya menubuatkan kesinambungan dinasti Daud, melainkan ungkapan “anak Daud” mempunyai pengertian yang lebih luas dan dalam. Dalam Perjanjian Baru, gambaran Mesias digambarkan lebih dari sekedar penggenapan raja ideal, anak Daud, tetapi juga orang bijak yang melebihi Salomo (mat 12:42), Anak Manusia yang menggenapi penglihatan Daniel (Dan 7:14), nabi dan pemberi hukum yang adalah Musa yang kedua (Mat 5 – 7), imam yang lebih tinggi dari Harun (Ibr 5 – 7), hamba Allah yang mengorbankan nyawa sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:44).

Kitab Yeremia
Yeremia adalah seorang nabi yang tidak ada taranya dalam pemahamannya tentang nubuat dan dalam kemampuannya mengungkapkan nubuat itu. Sepanjang empat puluh tahun yang penuh kekacauan, dia mewartakan firman Allah kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan. Firman Allah datang padanya pertama kali pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (627 sM) ketika dia masih seorang pemuda. Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun, sampai sesudah tahun 586 sM, ketika Yerusalem jatuh ke tangan Nebukadnezar.
Sebagai seorang nabi, Yeremia mempunyai watak yang kuat, yang dapat dijelaskan melalui lima ciri khasnya yaitu jujur, berani melaksanakan apa-apa yang ia yakini walau harus menderita, memperlihatkan kebencian yang besar terhadap tingkah laku yang secara moral dan spiritual tidak pantas, memiliki kepekaan akan penderitaan bangsanya serta kemanusiaan yang sejati, dan mempunyai pengharapan akan masa depan berdasar kesetiaan Allah.
Unsur utama dalam pemahaman teologis Yeremia adalah tekanannya pada peristiwa keluaran sebagai pengalaman rohani Israel yang dominan. Jadi sumbangan teologis Kitab Yeremia adalah sbb:
• Kekuasaan Allah dalam sejarah
Yeremia menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa di Yehuda, Mesir dan Babel lebih ditentukan oleh kekuasaan Allah daripada politik manusia.
• Taurat lama dan baru
Yeremia melihat dosa-dosa bangsa Israel secara keseluruhan sebagai pelanggaran terhadap hukum perjanjian. Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian yang baru yang lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan, ditulis dalam hati, bukan pada lempengan batu, yang menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah, dan menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa (31:32 – 34)
• iman pribadi yang kuat
Dedikasi dan kepercayaan teguh Yeremia walau dalam penganiayaan bersumber pada Allah perjanjian saja.

Kitab Ratapan
Kitab Ratapan tidak diketahui siapa penulisnya karena tidak menyebutkan siapa penulisnya. Walaupun demikian tradisi Yahudi menyatakan Yeremia sebagai penulisnya. Kita ini menggambarkan bencana dari pembuangan yang penuh penderitaan. Waktu penulisan diperkirakan tahun 586 – 530 sM. Kelima pasalnya berisi ratapan Yehuda terhadap hancurnya Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 583 sM.
Kitab Ratapan ditulis untuk mengungkapkan adanya harapan setelah penghukuman Allah. Iman penyair yang kuat memberi semangat pada generasi-generasi sebangsanya untuk menemukan harapan di tengah-tengah bencana dan membimbing orang lain kepada harapan melalui pengenalan yang mendalam terhadap Allah. Kitab ini mempunyai tiga pokok utama yang terjalin bersama yaitu pemahaman yang mendalam para nabi akan penghakiman dan rahmat Allah, pergumulan orang bijak dalam misteri penderitaan, dan ungkapan liturgis dari para imam tentang penyesalan dan harapan.

Kitab Zefanya Dan Yoel

Kitab Zefanya
Nabi Zefanya hidup di antara masa yesaya dan Yeremia. Sepanjang pemerintahan Manasye selama lima puluh tahun tidak ada suara kenabian sampai Zefanya dipanggil. Pemberitaannya mendukung pekerjaan Yeremia dan mendukung pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh raja Yosia. Kitab ini mempunyai dua tema utama yaitu:
• Ancaman hukuman besar yang akan segera datang (1:2 – 3:7)
• Harapan akan keselamatan kelak (3:8 – 20)

Kitab Yoel
Penulisan kitab Yoel agak sukar ditetapkan waktunya. Secara tradisi ada dua pendapat yaitu pada masa pemerintahan raja Yoas (835 – 796 sM) dan setelah Israel kembali dari pembuangan (akhir abad ke 5 sM). Kitab ini mempunyai dua bagian penting yaitu:
• Tulah belalang dan hari Tuhan (1:1 – 2:17)
• Kemenangan yang akan datang (2:18 – 3:21)
Pada bagian pertama nabi Yoel berbicara dan pada bagian kedua Tuhanlah yang berbicara. Titik balik ada pada 2:18 di mana Tuhan menanggapi pertobatan umat-Nya dan membawa pembebasan.

Kitab Nahum Dan Habakuk

Kitab Nahum
Nabi Nahum bernubuat pada masa di antara dua peristiwa penting yaitu jatuhnya kota Tebe ke tangan Asyur pada tahun 663 sM (3:8 – 10) dan hancurnya Niniwe pada tahun 612 sM (1:1; 2:8; 3:7). Nubuatan Nahum sepenuhnya berpusat pada penghancuran musuh bebuyutan Israel. Nahum adalah seorang penulis sastra yang baik dan hanya sedikit yang dapat menandinginya.

Kitab Habakuk
Masa hidup dan pelayanan Habakuk kira-kira pada perempatan terakhir abad ke-7 sM, kira-kira sezaman dengan Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin Yoel. Alur isi kitab ini adalah sbb:
• Keluhan Habakuk mengenai penghukuman Allah yang “tertunda” (1:2 – 4)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan menghukum Yehuda (1:5 – 11)
• Pertanyaan Habakuk mengapa Allah memakai bangsa yang jahat (1:12 – 17)
• Jawaban Allah bahwa Babel akan mendapat balasan setimpal (2: 6, 9, 12, 15, 19)
• Respon Habakuk dengan mengaku percaya pada perjanjian-Nya (3)

Kitab Obaja
Kitab ini adalah yang tersingkat dalam Perjanjian Lama, hanya terdiri dari 21 ayat. Nabi Obaja berasal dari Yehuda dan menerima penglihatan mengenai Edom. Isi kitab ini adalah sbb:
• Penglihatan mengenai Edom (1 – 14)
 Pengumuman jatuhnya Edom (1 – 4)
 Penghancuran total (5 – 9)
 Alasan: kekejaman Edom terhadap Yehuda (10 – 14)
• Hari Tuhan (15 – 21)
 Penghakiman atas bangsa-bangsa (15 – 16)
 Pembebasan Yehuda (17 – 20)
 Kerajaan Allah (21)

Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan (597 – 538 sM) antara tahun 593 – 571 sM. Kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
• Hukuman atas Israel (1 – 24)
• Hukuman atas bangsa-bangsa kafir (25 – 32)
• Pembaruan Israel (33 – 48)

Secara teologi, kitab ini memberikan beberapa hal yaitu:
• Penglihatan akan Allah kepada Yehezkiel
• Penyembahan berhala bangsa Israel
• Tanggung jawab pribadi dengan menolak pengelakan kesalahan generasi lalu
• Peristiwa pembuangan adalah akibat langsung kegagalan Israel memlihara hari Sabat (17:21 – 27)
• Nubuatan melawan Tirus
• Yehezkiel menubuatkan hukuman terhadap bangsa-bangsa yang kejam, ketakutan di dunia orang-orang hidup
• Nubuatan akan Gembala yang sejati
• Pemberian hati dan roh yang baru

Kitab Daniel
Kitab Daniel berisi salah satu berita terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu kerajaan-kerajaan dunia akan diganti dengan kerajaan Allah. Kitab ini termasuk jenis sastra “apokaliptik” yang menyingkapkan peristiwa-peristiwa yang akan datang. Isi kitab ini dibagi menjadi dua yaitu cerita-cerita (1 – 6) dan penglihatan-penglihatan (7 – 12). Garis besar isinya adalah sbb:
• Daniel dan raja-raja Babel dan Persia (1 – 6)
 Daniel dan teman-temannya dibawa ke Babel (1)
 Mimpi raja tentang patung (2:1 – 16)
 Patung emas (3:1 – 7)
 Mimpi Nebukadnezar tentang pohon (4:4 – 18)
 Perjamuan Belsyazar; tulisan pada dinding (5:1 – 12)
 Daniel dalam gua singa (6:1 – 18)
• Mimpi dan penglihatan Daniel (7 – 12)
 Keempat binatang dari dalam laut (7:1 – 18)
 Domba jantang, kambing jantan dan tanduk (8:1 – 14)
 Tujuhpuluh tahun yang dinubuatkan Yeremia (9:1 – 2)
 Penglihatan di tepi sangai Tigris (10:1 – 14)
 Raja negeri Utara dan raja negeri Selatan (11:2 – 28)
 Waktu kesesakan; kebangkitan (12:1 – 4)

Kitab Hagai
Orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan di Babel mulai berkeluarga dan berkembang. Sebagian dari mereka pulang di bawah ezra dan Nehemia, namun sebagian memilih tetap tinggal di Babel. Nabi Hagai hidup sezaman dengan Zakharia. Kitab ini berisi empat nubuat yang disampaikan dalam empat bulan sbb:
• Hagai 1:1 – 11
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel dan kepada imam besar Yosua untuk menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Allah.
• Hagai 2:1b – 10
Nubuat kedua ditujukan kepada Bupati, imam besar dan bangsa itu mengenai kemegahan Rumah Allah.
• Hagai 2:11 – 20
Nubuat ini merupakanb percakapan antara Tuhan dan Hagai. Allah berjanji memberkati mereka jika bertobat.
• Hagai 2:21 – 24
Nubuat ini ditujukan kepada Zerubabel. Isinya bersifat eskalotogis karena Tuhan mengatakan akan merontokkan tahta raja-raja dan membuat Zerubabel “seperti cincin materai” sebab dia yang dipilih-Nya.

Kitab Zakaria
Arti nama Zakaria adalah “Tuhan telah mengingat”. Zakaria hidup sezaman dengan nabi Hagai. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian. Pasal 1 -8 adalah nubuat-nubuat yang diberi keterangan waktu dan pasal 9 – 14 tidak diberi keterangan waktu. Garis besar kitab ini adalah sbb:
• Seruan untuk bertobat (1:1 – 6)
• Penglihatan-penglihatan malam (1:7 – 6:8)
• Peristiwa-peristiwa menjelang akhir zaman (9 – 11)
• Peristiwa-peristiwa akhir zaman (12 – 14)

Kitab Maleakhi
Kitab Maleakhi adalah kitab terakhir dari 12 kitab nabi kecil di Perjanjian Lama. Kata Maleakhi berarti “utusanku”. Pada saat penulisan nubuat ini Rumah Allah telah didirikan kembali dan ibadat berlangsung kembali. Keadaan waktu itu digambarkan bahwa kembalinya mereka dari pembuangan tidak membawa suatu zaman mesianis. Akibatnya mereka menjadi tawar hati, menangis, dan ragu-ragu. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan, dan diskriminasi merajalela. Agama diremehkan dengan kawin campur yang dilarang.
Struktur kitab ini adalah sbb:
• Judul (1:1)
• Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib edom (1:2 – 5)
• Kecaman terhadap para imam (1:6 – 2:9)
• Penyembahan berhala dan kawin campur (2:10 – 16)
• Allah yang adil (2:17 – 3:5)
• Persepuluhan yang tidak diberikan (3:6 – 12)
• Orang benar dan orang fasik (3:13 – 18)
• Elia dan hari Tuhan (4)

Sedangkan topik teologi kitab ini adalah tentang:
• Tuhan semesta alam
• Teodisi atau pembenaran tindakan Allah
• Perintis jalan, yaitu hanya nabi Maleakhi yang mengajarkan tentang kedatangan kembali nabi Elia.

Analisa Buku
Kekuatan Buku
1. Tim penulis berhasil mensintesiskan pemikirannya sehingga menghasilkan buku yang sangat baik.
2. Buku ini disajikan secara sistematis dan memiliki alur yang baik.
3. Walaupun agak rumit, buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami bagi kaum akademisi.
4. Memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya penulis menyatakan pendapatnya sendiri.

Kelemahan Buku
1. Kadang-kadang pembahasan materi terlalu panjang dan bertele-tele.
2. Diperlukan usaha keras dan waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku ini karena tebal.

Hal-hal Baru
1. Buku ini membahas pengantar PL dengan komprehensif. Ada hal-hal baru seperti pembahasan kitab Syair yang lengkap dengan contohnya yang tidak terdapat dalam buku lain.

Saran
1. Sebelum mempelajari buku ini, sebaiknya mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa pengetahuan yang memadai, sulit untuk memahami buku ini. Membaca buku Denis Green menjadi awalan yang baik.

Penutup
Buku ini banyak memberikan informasi yang berharga tanpa kesan menggurui. Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan dan pembelajar serius Alkitab. Buku ini memberikan pemahaman yang sangat baik akan Perjanjian Lama. Soli Deo Gloria.

No comments: