A. Pendahuluan
Otoritas Perjanjian Lama
Kristus sendiri mengakui otoritas penuh dan sifat yang mengikat dari kitab Perjanjian Lama, bahkan Dia sering mengutip Perjanjian Lama sebagai dasar pengajaran-Nya. Yesus memandang Perjanjian Lama sebagai tulisan yang diilhami dan berotoritas, yang mencatat karya Allah dalam sejarah yang menuju kepada puncaknya dalam kerajaan-Nya yang akan datang.
Demikian juga Paulus mengakui pengilhaman dan otoritas penuh dari Kitab Suci Perjanjian Lama (2 Tim. 3:16) dan menemukan maknanya yang terdalam dalam rangka penantian dan persiapan Perjanjian Baru. Tulisan-tulisan dalam surat Ibrani, Yakobus, dan Wahyu juga banyak memakai kiasan dan kutipan Perjanjian Lama.
Penyataan Dan Pengilhaman
Penyataan adalah perbuatan yang mengungkapkan atau membuka. Dalam pengertian aktif, penyataan terdapat dalam komunikasi Allah dengan manusia melalui penglihatan yang diberikan-Nya, firman yang diucapkan-Nya, dan perbuatan yang dilakukan-Nya, baik melalui karya-Nya dalam sejarah maupun firman-Nya. Sehingga tanpa penyataan melalui firman, sedikit sekali manusia yang mengetahui penyataan-Nya melalui karya-Nya.
Penyataan Allah perlu karena Allah melampaui ruang dan waktu yang diamati indra manusia dan karena manusia yang telah jatuh dalam dosa sehingga tidak dapat mendengar, melihat, dan memahami apa yang dinyatakan Allah dengan jelas. Penyataan Allah kepada manusia terjadi melalui alam (penyataan alamiah) kepada setiap manusia dan melalui Alkitab (penyataan khusus) terhadap sekelompok orang yang dipilih-Nya. Di samping karya-Nya dalam penciptaan dan sejarah, Allah menyatakan diri-Nya melalui mimpin, penglihatan dan kata-kata. Penyataan yang paling sempurna ada dalam diri Kristus, Anak-Nya yang menjadi manusia (Ibrani 1:1-3).
Dalam proses memberikan penyataan-Nya, Allah tidak menyatakan segala sesuatu tentang diri dan rencana-Nya pada suatu saat. Ia memberikan serangkaian penyataan yang semakin lengkap dan jelas (misal. Kej. 12:1, 7, 15:13). Yesus sendiri menyatakan Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya (Mat. 5:17). Jadi Dia tidak meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi (PL) melainkan untuk menambahkan “sesuatu yang baru”, yang membuat hal-hal sebelumnya menjadi “lama”. Jadi PL harus dipahami dalam terang penyataan yang lengkap dari PL dan PB.
Tujuan utama Allah dalam menyatakan diri dan kehendak-Nya bukanlah untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia, melainkan untuk menyelesaikan rencana-Nya (bagi manusia) untuk mencapai keselamatan. Bahkan Samuel menjawab pertanyaan Saul dengan menyatakan kehendak Allah (1 Sam. 9:3-10:8). Tugas nabi bukan untuk meramal melainkan menyatakan kedaulatan Allah atas sejarah Israel (1 Raj. 22:1-28).
Pengilhaman adalah karya Roh Allah atas “orang-orang suci pada masa lampau” supaya mereka menyampaikan penyataan Allah dengan tepat secara lisan dan tulisan. Sedangkan bagi generasi berikutnya penyataan itu diteruskan melalui Alkitab yang tertulis. Pengilhaman kata per kata berarti Roh Allah sedemikian meresapi pikiran para penulis Alkitab sehingga mereka memilih kata-kata, ungkapan-ungkapan yang tepat dari perbendaharaan kata dan pengalaman mereka untuk menyampaikan pesan Allah yang tepat.
Kanon
Kanon adalah kumpulan tulisan berwibawa yang ajarannya mengikat penganutnya. Dalam pembentukan kanon PL, ada empat langkah yang berkaitan erat yaitu:
• Ucapan-ucapan yang berwibawa, yang dimulai ketika Musa mencatat firman-Nya di Gunung Sinai (Kel. 24:3-4).
• Tulisan-tulisan berwibawa (Ulangan 31:24-26).
• Kumpulan kitab-kitab berwibawa (Taurat, Nabi-nabi dan Kitab-kitab)
• Kanon yang baku, yaitu 39 kitab PL. sedangkan Katolik menyisipkan kitab Apokrifa (tulisan yang tidak diilhami dan tidak otentik) di antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Penulisan Perjanjian Lama
Bahasa asli PL adalah bahasa Ibrani dan sedikit bahasa Aram. Salah satu masalah utama dalam teks adalah menentukan bentuk asli tulisan-tulisan dalam Alkitab dengan tepat. Media yang digunakan dalam penulisan adalah perkamen (kulit yang disamak), papirus, lembaran kayu, lilin atau tanah liat serta pecahan keramik. Sedangkan pemakaian kodeks dalam bentuk buku baru digunakan sejak abad pertama Masehi. Alat-alat tulis yang digunakanpun bermacam-macam sesuai dengan medianya, misalnya pahat, pena besi dengan mata intan, pena buluh. Proses penyalinan dan penyuntingan selama berabad-abad menyebabkan sedikit perubahan dalam teks aslinya (walau tidak merubah maksud dan artinya). Untuk menentukan teks asli ada beberapa petunjuk praktis yaitu:
• Mengikuti teks Masora kecuali artinya tidak jelas atau banyak bukti yang berbeda.
• Teks yang lebih sulit dan tua biasanya lebih mungkin asli.
• Teks yang lebih singkat biasanya asli karena orang cenderung suka menambahkan daripada mengurangi.
• Menerima teks yang memberikan penjelasan terbaik tentang terjadinya semua variasi lainnya, sebagai yang asli.
Macam-macam terjemahan-terjemahan kuno adalah Taurat Samaria, Targum Aram, Septuaginta (LXX), dan terjemahan-terjemahan Yunani lainnya, terjemahan Siria, terjemahan-terjemahan Latin, dan terjemahan sekunder lainnya.
Geografi
Penyataan Allah terjadi dalam ruang dan waktu, sehingga data geografis dan historis menjadi penting dalam penafsiran. Dunia Alkitab adalah sebuah daerah tempat bertemunya benua Eropa, Asia, dan Afrika. Perbatasan bagian Utara dilindungi oleh barisan pegunungan yang menhan angin musim dingin. Di sebelah Selatan dunia Alkitab terdapat gurun Sahara dan Siria-Arabia. Gurun ini menghalangi penyerbuan dari arah selatan. Di tempat itulah manusia mengalami perkembangan dan tempat itu menjadi “tempat lahirnya kebudayaan”.
Nama Palestina mulai dipakai sejak abad ke-5 S.M. Dalam PL, tanah itu disebut sebagai “tanah perjanjian” (Kanaan). Setelah pendudukan Israel, tanah itu disebut sebagai “Israel”. Daerah itu terbentang dari lereng selatan Gunung Hermon hingga tepi gurun selatan (Nagreb) dan di batasi oleh Laut Tengah (barat) dan Lembah Yordan (Timur). Pada zaman Yunani dan Romawi, daerah itu juga meliputi beberapa daerah di sebelah timur sungai Yordan atau Trans-Yordan. Sedangkan menurut pembagian politis selama kerajaan Israel, bagian utara disebut Samaria dan bagian selatan disebut Yudea.
Arti pentingnya geografi dapat dilihat secara politis dan teologis. Secara politis Palestina merupakan jembatan antara kebudayaan-kebudayaan Eropa, Asia Barat Daya dan Afrika Utara. Keadaan alam menerangkan mengapa orang Israel hidup terisolasi, juga menerangkan mengapa perpecahan sering terjadi di Israel. Kerajaan Yehuda terletak di lembah sempit yang penuh dengan batu besar sehingga sukar untuk ditaklukkan, sedangkan Samaria yang terletak di dataran lebih mudah untuk diserang musuh. Secara teologis keadaan geografis dapat dipahami paling jelas pada saat nabi-nabi berjuang melawan Baal. Orang Kanaan memuja Baal yang mencakup pelacuran seksual untuk membujuk tanah agar memberikan hasilnya. Keadaan ini sangat berbeda dengan kepercayaan bangsa Israel yang yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan dunia, memberi atau menahan hasilnya.
B. Taurat
Kitab Taurat adalah lima kitab pertama PL yang tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk satu kesatuan yang besar. Hal ini tersirat dalam kisah sejarah yang membentuk tulang punggung dan kerangka Taurat yang di dalamnya tercakup kumpulan hukum-hukum. Kitab Taurat mempunyai unsur-unsur janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.
Di samping kesatuan, kitab Taurat mempunyai keaneka-ragaman sastra seperti perbedaan gaya bahasa, penggunaan nama Yahweh dan Elohim yang bergantian, susunan kalimat, dsb. Karena hal itu, ada pendapat yang mengatakan bahwa kitab Taurat ditulis bukan oleh Musa (misal teori JEDP). Penelitian bukti-bukti teks dan tradisi menyatakan bahwa Musa adalah penulis kitab Taurat. Walaupun demikian, mungkin Ezra-lah (Ezra 7:6, 11a) yang membentuk kumpulan tulisan-tulisan Musa itu menjadi kitab Taurat yang dikenal sekarang. Secara logis tidak mungkin Musa mencatat kematiannya sendiri.
Kitab Kejadian I: Riwayat Zaman Permulaan
Berdasarkan isinya kitab Kejadian dibagi menjadi dua bagian yang merupakan pengentar ke dalam sejarah umat pilihan Allah, yaitu:
• Sejarah zaman permulaan (Kej. 1-11).
Bagian ini merupakan pengantar ke dalam sejarah keselamatan, yang mengemukakan asal mula dunia, manusia dan dosa. Bagian ini terdiri dari penciptaan langit dan bumi, taman Eden dan kejatuhan manusia, bapa leluhur sebelum air bah, air bah dan akibatnya, dan kehidupan para bapa leluhur setelah air bah.
• Sejarah bapa leluhur (Kej. 12-50)
Bagian ini menjelaskan asal mula sejarah keselamatan dalam pemilihan Allah atas para bapa leluhur dan janji-Nya tentang tanah dan keturunan. Bagian ini terdiri dari kisah Abraham dan keluarganya, Yakub dan anak-anaknya, dan Yusuf dan anak-anaknya. Dua riwayat lain yang melengkapi adalah kisah Ismael pada akhir kisah Abraham (25:12-18) dan Esau pada akhir kisah Yakub (36:1-34).
Kitab Kejadian bukanlah mitos namun juga bukan laporan obyektif oleh saksi mata melainkan menyampaikan kebenaran teologis tentang peristiwa zaman dahulu. Ada empat tema teologis utama dalam pola yang berulang dan berkesinambungan dalam kitab ini yaitu:
• Allah sebagai pencipta.
Dikatakan bahwa semua ciptaan Allah itu baik adanya.
• Masalah dosa.
Masalah timbul ketika manusia jatuh dalam dosa.
• Penghakiman Allah atas dosa manusia.
Dosa manimbulkan penghakiman Allah atas manusia.
• Anugerah Allah yang tidak berkesudahan.
Walaupun demikian, Allah sangat mengasihi manusia sehingga memberikan anugerahnya dalam rancangan keselamatan manusia.
Kitab Kejadian II: Sejarah Bapak-Bapak Leluhur
Kisah pemilihan dan pemanggilan Abraham merupakan jembatan yang menjembatani jurang yang diakibatkan dosa manusia. Sebagian besar ahli menempatkan zaman ini pada awal Zaman Perunggu Tengah II, yaitu sekitar abad ke-20 S.M. (Bersamaan dengan perpindahan orang Amori). Bukti-bukti dalam Alkitab dan luar Alkitab mendukung hal ini yaitu:
• Penelitian menunjukkan sifat dan tujuan kisah bapa leluhur sebagai tulisan sejarah.
• Kisah bapa leluhur mencerminkan keadaan Timur Tengah kuno pada awal abad ke-20 S.M. Hal ini didukung dengan miripnya nama-nama mereka dengan nama orang Amori pada abad itu, perjalanan Abraham cocok dengan zaman itu, cara hidup mereka sesuai dengan lingkungan kebudayaan pada zaman itu, berbagai adat istiadat dan hukum mereka mencerminkan kebiasaan masyarakat Timur Tengah kuno, dan gambaran umum tentang agama bapa-bapa leluhur termasuk gambaran yang tua dan otentik.
Tema teologis kisah bapa-bapa leluhur adalah sebagai berikut:
• Pemilihan dan janji-janji Allah.
Pemanggilan Abraham oleh Allah adalah awal dari pemenuhan janji-janji Allah kepada bangsa Israel. Janji itu semakin diperteguh generasi lewat generasi berikutnya.
• Iman dan kebenaran.
Ketaatan dan kepercayaan Abraham kepada Allah menunjukkan hubungan yang erat antara iman dan kebenaran. Kebenaran Abraham adalah kepercayaannya (imannya) kepada janji Allah.
• Perjanjian.
Perjanjian yang diadakan Allah kepada Abraham (ps. 15 dan 17) adalah salah satu gagasan utama dalam Alkitab. Perjanjian itu adalah peneguhan komitmen pada perbuatan tertentu yang tidak terjadi secara alamiah. Hal ini disertai dengan sanksi-sanksi dan sumpah.
Kitab Keluaran I: Latar Belakang Historis
Akhir “zaman bapa-bapa leluhur” kira-kira tahun 1550 S.M., dan dilanjutkan hingga kira-kira tahun 1200 S.M., ketika bangsa Israel telah memasuki Palestina. Pada masa-masa itu Mesir mendominasi dunia zaman kuno dan Palestina terletak dalam batas-batas kerajaannya. Peristiwa Keluarnya bangsa Israel dari Mesir kira-kira tahun 1300 – 1200 S.M. Firaun penindas Israel adalah Seti I (1305 – 1290 S.M.) dan Firaun dalam kitab Keluaran adalah Rameses II (1290 – 1224 S.M.)
Kitab Keluaran II: Isi Dan Teologi
Kitab ini berpusatkan pada dua peristiwa penting yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir melalui karya penyelamatan Allah di Laut Teberau (kel. 1-18) dan pengukuhan diri-Nya sebagai Allah mereka melalui perjanjian di Gunung Sinai (Kel. 19-40).
Garis besar isi kitab ini adalah sbb:
Pembebasan dari Mesir dan perjalanan ke Sinai (1 – 18)
• Kelahiran dan masa muda Musa: panggilan dan misinya kepada Firaun (2:1 – 6:27)
• Tulah dan Paskah (6:28 – 13:16)
• Berangkat dari Mesir dan pertolongan di Laut Teberau (13:17 – 15:21)
• Perjalanan ke Sinai (15:22 – 18:27)
Perjanjian di Sinai (19 – 24)
• Tuhan menampakkan diri di Sinai (19)
• Pemberian perjanjian (20:1 – 21)
• Kitab perjanjian (20:22 – 23:33)
• Pengesahan perjanjian (24)
Petujuk untuk mendirikan Kemah Suci dan upacara-upacara keagamaan (25 – 31)
• Kemah Suci dan peralatan (25 -27; 29:36 – 30:38)
• Para imam dan persembahan (28:1 – 29:35)
• Para tukang Kemah Suci (31:1 – 11)
• Peringatan untuk menguduskan hari Sabat (31:12 – 18)
Pengingkaran dan pembaruan perjanjian (32 – 34)
• Anak lembu emas (32)
• Kehadiran Allah bersama Musa dan umat Israel (33)
• Pembaruan perjanjian (34)
Pembangunan Kemah Suci (35 -40)
• Persembahan sukarela (35:1 – 29)
• Pengangkatan para tukang (35:30 – 36:1)
• Mendirikan Kemah Suci dan peralatannya (36:2 – 39:43)
• Penyelesaian dan upacara peresmian Kemah Suci (40)
Kitab Imamat
Nama “Imamat” berasal dari Septuaginta yang berarti “kitab mengenai imam-imam”. Tokoh utamanya adalah Harun dan tugas keimamannya terbatas pada dia dan putra-putranya. Tema inti kitab ini adalah kekudusan dan kudus. Pengertian akan konsep kekudusan pada mulanya hanya berarti sebagai sesuatu yang dipisahkan atau dikhususkan bagi maksud keagamaan. Dalam perkembangan berikutnya kekudusan mencakup arti kesempurnaan moral.
Ada tujuh jenis kurban dalam kitab Imamat, yaitu kurban bakaran, kurban penghapus dosa, kurban penebus salah, kurban sajian, kurban keselamatan, kurban syukur, dan kurban nazar. Semua kegiatan kurban tersebut dipimpin oleh imam dan harus mencurahkan darah binatang kurban. Kematian binatang kurban mel;ambangkan kematian orang yang berdosa. Hukuman atas dosa adalah kematian, tetapi hewan mati sebagai ganti orang yang berbuat dosa. Jadi kegiatan kurban binatang dalam kitab ini merupakan tipologi dari kurban Kristus yang sempurna di masa mendatang.
Kitab Bilangan
Kitab Bilangan mencatat kisah bangsa Israel antara peristiwa keluaran dan sinai hingga persiapan di Moab untuk memasuki negeri perjanjian. Sebenarnya rute langsung hanya membutuhkan waktu beberapa hari dan jalan melalui Edom maupun Moab tidak lebih dari dua pekan. Oleh karenanya perjalanan selama 38 tahun 9 bulan adalah hukuman atas ketidakpercayaan mereka sehingga tidak ada seorangpun dari generasi yang tidak beriman itu dapat memasuki negeri itu.
Kitab Bilangan dibagi menjadi tiga bagian utama (di Sinai, di Kadesy, dan di dataran Moab) yang dipisahkan oleh catatan mengenai perjalanan orang Israel. Isi kitab ini adalah sbb:
Di Sinai: Persiapan keberangkatan (1:1 – 10:10)
• Sensus pertama (1)
• Perkemahan suku-suku Israel dan para pemimpinnya (2)
• Jumlah dan kewajiban orang Lewi (3 – 4)
• Hukum-hukum dan peraturan (5)
• Hukum mengenai kenaziran (6)
• Persembahan pada waktu penabishan Kemah Suci (7 – 8)
• Ketetapan-ketetapan mengenai perayaan Paskah (9:1 – 14)
• Tiang awan memimpin perjalanan Israel (9:5 – 10:10)
• Perjalanan dari Sinai sampai Kadesy (10:11 – 12:16)
• Berangkat dari Sinai (10:11 – 36)
• Peristiwa-peristiwa dalam perjalanan (11 – 12)
Di Kadesy, dalam padang gurun Paran (13 – 20)
• Keduabelas pengintai dan laporan mereka (13)
• Keputusan umat dan penghukuman Allah (14)
• Hukum dan peraturan (15)
• Pemberontakan Korah (16)
• Kisah tongkat Harun (17)
• Bagian para imam (18)
• Pentahiran orang yang najis (19)
• Peristiwa penutup di Kadesy (20:1 – 13)
• Perjalanan dari Kadesy ke Dataran Moab (20:14 – 22:1)
• Penolakan Edom (20:14 – 21)
• Kematian Harun, kemenangan atas musuh-musuh (20:22 – 22:1)
Di Dataran Moab (22:2 – 32:42)
• Bileam dan Balak (22:2 – 24:25)
• Kemurtadan di Peor dan hukuman Allah (25)
• Sensus kedua (26)
• Anak-anak perempuan Zelafehad; hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1 – 11)
• Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa (27:12 – 23)
• Persembahan pada perayaan-perayaan (28 – 30)
• Pembalasan atas orang Midian (31)
• Warisan suku-suku Trans-Yordan (32)
• Hal-hal lain (33 – 36)
• Tinjauan perjalanan dari Mesir (33)
• Batas-batas tanah orang Israel (34)
• Kota-kota orang Lewi (35)
• Anak-anak perempuan Zelafehad dan hak waris anak-anak perempuan (36)
Makna teologis kitab Bilangan adalah sbb:
• Kehadiran Allah
Allah menyatakan kehadiran-Nya lewat tiang awan dan api.
• Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah melebihi manna dan burung puyuh.
• Kesabaran Allah
Kitab ini penuh dengan keluhan bangsa Israel dan Allah menunjukkan kesabaran-Nya.
• Syafaat
Musa ber-syafaat pada Allah agar mengampuni bangsa Israel.
• Allah dan bangsa-bangsa lain
Allah Israel adalah Allah yang berkuasa atas ilah-ilah bangsa-bangsa dan berkuasa mengendalikan manusia.
• Nubuat agung
Bileam bernubuat tentang seorang penguasa yang akan terbit dari Israel untuk membinasakan musuh-musuh mereka. Dari sinilah timbul pengharapan akan seorang Mesias yang akan memerintah dengan kebenaran dan damai sejahtera.
Kitab Ulangan
Setelah generasi yang keluar dari Mesir telah meninggal seluruhnya, Israel melanjutkan perjalanan dengan memutar lewat Edom, sampai berkemah di Moab dan menantikan perintah akhir untuk memasuki Kanaan. Pada saat itulah Musa memberikan tiga amanat perpisahannya sbb:
Prakata (1:1 – 5)
Amanat pertama: Perbuatan Allah (1:6 – 4:40)
Amanat kedua: Hukum Allah (4:44 – 11:32)
Amanat ketiga: Perjanjian dengan Allah (29 – 30)
Kata penutup dan nyanyian Musa (31:1 – 32:47)
Kematian Musa (32:48 – 34:12)
Kitab Ulangan memberikan pandangan teologis yang mempengaruhi pemikiran dan kehidupan orang Israel, Yahudi dan Kristen sbb:
• Pengakuan iman
Ulangan 6:4 – 5 merupakan ringkasan pengakuan iman Israel yang menyatakan keesaan dan keunikan Allah.
• Allah yang berkarya
Allah menghukum Israel ketika mereka melupakan perintah-Nya, tetapi mengampuni jika mereka berbalik pada-Nya.
• Pemilihan Israel
Pemilihan Israel sebagai milik-Nya dinyatakan dengan banyak cara oleh Allah.
• Perjanjian
Dalam perjanjian antara Allah dan manusia, Allah tidak berhutang apapun melainkan manusia yang harus memenuhi syarat-syarat perjanjian itu.
• Pengertian tentang dosa
Israel banyak melakukan dosa seperti pemberontakan dan sungut-sungut, tetapi dosa terburuk adalah berpaling pada ilah-ilah lain.
• Allah dalam sejarah
Sesungguhnya Allah telah masuk dan berkarya melalui sejarah manusia.
C. Sejarah
Sejarah Yang Pertama
Orang Yahudi dalam kanon Ibrani menggolongkan kitab-kitab ini sebagai “Nabi-nabi Terdahulu”, seangkan kanon Yunani menggolongkannya sejarah kitab-kitab “sejarah”. Sebenarnya kitab-kitab itu bukanlah sejarah seperti yang ditulis oleh sejahrawan modern melainkan sejarah yang ditulis dari sudut pandang profetik dengan ciri menggambarkan kuasa Allah atas sejarah dengan karya dan firman-Nya, menonjolkan perbuatan nabi Samuel, Natan, Elia dan Elisa, memperlihatkan tema khas yaitu karya penyelamatan Allah dan penggenapan janji-Nya.
Kitab Yosua
Kitab Yosua merupakan lanjutan dari kitab Ulangan. Kitab ini terdiri dari dua bagian besar yaitu tinjauan sekilas tentang pendudukan tanah Kanaan dan gambaran tentang bagaimana tanah itu dibagi di antara kedua belas suku Israel. Strukturnya adalah sbb:
• Penugasan kepada Yosua (1:1 – 9)
• Memasuki tanah Kanaan (1:10 – 5:12)
• Penaklukan tanah Kanaan (5:13 – 12:24)
• Pembagian tanah Kanaan (13 – 22)
• Hari-hari terakhir Yosua (23 – 24)
Pemahaman teologis kitab Yosua adalah sbb:
• Allah yang menepati janj
Allah menepati janji-Nya pada Abraham untuk memberikan tanah Kanaan kepada keturunannya.
• Gagasan perjanjian
Hubungan Allah dan Israel merupakan suatu perjanjian.
• Sampai pada tempat perhentian
Pada akhirnya bangsa Israel mencapai Kanaan dan mendapat tempat perhentian setelah penderitaan di padang gurun dan perang.
Kitab Hakim-Hakim
Kitab Hakim-hakim mencatat bahwa Israel hanya berhasil menundukkan sebagian dari musuh-musuhnya karena mereka meninggalkan Allah dan berpaling pada ilah-ilah Kanaan. Yang dimaksud dengan hakim adalah para pemimpin militer atau tokoh pembebas. Pola yang berulang dalam kitab ini adalah Israel melakukan hal yang jahat, Allah mendatangkan suatu bangsa untuk menindas mereka, Israel berseru kepada Allah, Allah membangkitkan seorang hakim, bangsa penindas dikalahkan, amanlah negeri itu.
Struktur kitab ini adalah sbb:
Ikhtisar penaklukan tanah Kanaan (1:1 – 2:5)
Permulaan zaman hakim-hakim (2:6 – 3:31)
Debora dan Barak (4 – 5)
Gideon (6 – 9)
Pemerintahan yang singkat oleh Abimelekh (8:33 – 9:57)
Akhir zaman hakim-hakim (10 – 12)
Penindasan Filistin dan tindakan Simson (13 – 16)
Peristiwa-peristiwa lain pada zaman itu (17 – 21)
Pemahaman teologis kitab hakim-hakim adalah:
• Allah adalah juruselamat
• Pandangan sejarah
• Kerajaan
Kitab Rut
Kitab ini mengisahkan Rut, orang Moab yang menikah dengan Elimelekh, orang Yehuda. Setelah kematian suaminya, Boas menikahi Rut dan dari kelanjutan garis keluarga ini menjadi pentingkarena Obed menjadi ayah Isai yang memperanakan Daud. Kisah Boas yang menikahi Rut adalah berkaitan dengan perkawinan levirat dan penebusan tanah. Perkawinan levirat (Ul. 25:5 - 10) adalah bila seorang laki-laki meninggal tanpa meninggalkan anak lelaki, maka kewajiban untuk melanjutkan keturunannya terletak pada kerabat terdekatnya. Sedangkan penebusan tanah berarti tanah tidak boleh dijual kepada orang luar dan kerabat terdekat wajib untuk membelinya sehingga tanah itu tetap terpelihara dalam lingkungan keluarga. Kerabat terdekat yang wajib untuk mengawini Rut dan melakukan penebusan tanah ternyata menolak sehingga Boas-lah yang mengambil kewajiban itu. Kisah Rut menunjukkan peranan Allah sebagai penyebab segala sesuatu. Dia bekerja di balik layar melalui motivasi dan peristiwa yang biasa.
Berdirinya Kerajaan (1 Samuel 1 – 31)
Kitab Samuel pada mulanya hanya merupakan satu kitab, namun kemudian menjadi dua jilid. Kematian Saul yang tragis menandai pembagian kitab ini. Tradisi Yahudi menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini. Pembagian kitab ini adalah sbb:
Samuel: imam, nabi, hakim (1 – 7)
• Masa kecil Samuel (1 – 3)
• Bangsa Filistin dan tabut Tuhan (4 – 7)
Samuel dan Saul: peralihan (8 – 15)
• Mencari seorang raja (8:1 – 12:25)
• Kehebatan militer Saul (13 – 14)
• Keputusan Saul yang fatal (15)
Daud bergumul dengan Saul (16 – 31)
• Daud, kesayangan raja (16 – 20)
• Daud dikejar-kejar (21 – 27)
• Jatuhnya Saul (28 – 31)
Zaman Keemasan Israel (2 Sam 1 – 1 Raj 11)
Kitab ini mencakup durasi sejarah selama kira-kira delapan tahun. Daud dan putranya menempa Israel menjadi kesatuan militer yang mampu menguasai wilayah sekitarnya, sekaligus menjadi pusat perdagangan yang membawa kekayaan dan kejayaan. Para suku yang tidak erat hubungannya, disatukan dalam kerajaan yang kuat. Tema kitab ini adalah sbb:
Pemerintahan Daud yang kuat (1 – 8)
• Menjadi raja Yehuda di Hebron (2 Sam 1 – 4)
• Menjadi raja seluruh Israel di Yerusalem (5 – 8)
Putra-putra Daud (9 – 1 Raj. 2)
• Kebaikan dan kelemahan Daud (9 – 12)
• Ambisi Absalom untuk berkuasa (13 – 18)
• Hari-hari terakhir Daud (2 Sam 19 – 1 Raj 2)
Salomo dan kemuliaannya (1 Raj. 3 – 11)
• Penulisan kitab Raja-raja
• Salomo, orang bijak terbesar
• Salomo, saudagar dan negarawan
Kerajaan Yang Terpecah (1 Raj 12 – 2 Raj 17)
Isi kitab ini adalah sebagai berikut:
Pecahnya kerajaan (1 Raj 12 – 14)
• Kebijakan Rehabeam yang keras (1 Raj 12:1 – 24)
• Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadat yang lain (1 Raj 12:25 – 14:20)
• Pergolakan di dalam dan di luar (1 Raj 14:21 – 15:34)
• Raja Omri (1 Raj 16)
Nabi Elia (1 Raj 17 – 22)
• Kemahiran Ahab dalam bidang politik
• Perlawanan Izebel terhadap kepercayaan Israel
• Pertarungan di gunung Karmel (1 Raj 18)
Nabi Elisa (2 Raj 1 – 8)
• Nabi Elia dan Elisa
• Elisa dan Yoram
• Elisa dan orang-orang Aram
Kekacauan di Israel Utara (2 Raj 9 – 14)
• Atalya dan Yoas
• Raja Yerobeam II
Hari-hari terakhir Israel (2 Raj 15 – 17)
• Uzia, Yotam dan Ahas
• Raja Hosea
Yehuda Sendiri (2 Raj 18 – 25)
Garis besar kitab ini adalah:
Reformasi Hizkia (18 – 20)
• Pemberontakan menentang Asyur
• Persepakatan dengan Mesir
• Tawaran Babel
• Serbuan Sanherib
Pemberontakan Manasye (21)
• Kompromi dengan Asyur
• Perselisihan dengan para Nabi
Pembaruan oleh Yosia (22:1 – 23:30)
• Kitab taurat
• Pertempuran dengan Nekho
Jatuhnya Yerusalem (23:31 – 25:30)
• Dominasi Mesir
• Penaklukan oleh Babel
• Pemberontakan Zedekia
• Pembebasan Yoyakhin
Masalah Kronologis
Terdapat banyak data-data tanggal kronologis dalam PL. sebagian data kronologis dapat disesuaikan dengan sistem penanggalan modern dengan mudah, sementara yang lain menimbulkan masalah yang pelik. Sebagai contoh, perbedaan pengertian hari, bulan, dan tahun zaman PL dan masa kini.
• Hari
Dalam dunia PL, hari dimulai dengan terbenamnya matahari atau dengan munculnya bintang pertama.
• Bulan
Sistem penanggalan PL menggunakan dasar bulan (bulan lunar dengan jumlah hari 29 atau 30). Penanggalan masa kini menggunakan dasar matahari (bulan solar dengan jumlah hari 30 atau 31 hari).
• Tahun
Penghitungan tahun mengikuti peralihan musim yang pada gilirannya ditentukan oleh siklus matahari sebanyak 365, 25 hari. Tetapi bulan lunar yang diperoleh dari siklus bulan dan tahun-tahun menurut siklus matahari tidak dapat dicocokkan dengan tepat.
• Penyisipan
Untuk menyesuaikan tahun lunar dengan tahun matahari diperlukan penyisipan sebanyak 7 kali dalam 19 tahun.
• Tahun umum dan tahun agama
Orang Yahudi menandai tahun baru secara agama pada bulan Nisan dan perayaan tahun baru pada bulan Tisyri.
• Tahun naik tahta dan tahun non-naik tahta
Penghitungan tahun sesuai dengan naik tahtanya seorang raja dapat menimbulkan penafsiran yang salah. Misalnya seorang raja naik tahta pada tanggal 20 Agustus dan tahun pertama dapat dianggap dimulai pada tanggal 20 Agustus itu atau pada tahun Tisyri misalnya 20 September.
Sudut Pandang Kitab Tawarikh
Kitab Tawarikh mencatat ulang sejarah yang dicatat dalam kitab Samuel dan Raja-raja dengan warnanya sendiri yang segar dan khusus, dan memberi bahan yang kaya bagi pemikiran teologis. Ada empat bagian pokok dari kita ini yaitu:
• Silsilah dari Adam sampai Daud (1 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan Daud (1 Taw 10 – 29)
• Pemerintahan Salomo (2 Taw 1 – 9)
• Pemerintahan raja-raja keturunan Daud (2 Taw 10 – 36)
Dari sudut pandang teologis, kitab ini mempunyai banyak segi, misalnya:
• Menekankan karya Allah yang langsung. kemenangan atau kekalahan dalam perang tergantung pada kehendak Allah.
• Menyatakan kebenaran mengangkat derajat bangsa.
• Menggaris-bawahi penekanan teologisnya atas otoritas KItab Suci.
• Perhatian pada tempat ibadat, peribadatan, dan orang Lewi sebagai petugasnya.
Kitab Ezra-Nehemi
Secara kronologis kitab ini merupakan lanjutan dari kitab Tawarikh. Nama dedua kitab ini diambil dari nama tokohnya masing-masing. Kedua kitab ini mengkisahkan peristiwa-peristiwa dari dua kurun waktu yang berbeda dalam pemulihan Israel ke negeri perjanjian setelah pembuangan, yaitu:
• Kembalinya mereka dari pembuangan dan pembangunan kembali Rumah Allah tahun 538 – 516 S.M. (Ezra 1 – 6)
• Pekerjaan para pemimpin menata kembali kehidupan mereka secara religius (Ezra) maupun secara fisik (Nehemia) tahun 458 – 420 S.M. (Ezra 7 – Neh 13).
Secara sepintas peristiwa jatuhnya Yerusalem dan peristiwa pembuangan ke Babel memadamkan janji Allah yang telah memilih Israel selama-lamanya sebagai tahta-Nya di bumi dan janji dinasti yang kekal kepada Daud. Tetapi Ezra maupun Nehemia menafsirkan peristiwa ini sebagai hukuman Allah bagi dosa Israel yang telah jauh dari memenuhi kewajiban-kewajiban perjanjian dari Allah. Dengan demikian, malapetaka ini bukan sebuah kontradiksi melainkan sebuah pembenaran (penyucian) iman Israel. Ketika Ezra dan Nehemia meyelesaikan tugasnya menjelang akhir abad berikutnya, masyarakat Israel telah berdiri kokoh secara fisik maupun keagamaan. Ezra melakasnakan pembangunan kerohanian dan Nehemia memantapkan kondisi fisiknya.
Kitab Ester
Kitab Ester adalah satu-satunya kitab yang tidak menyebut nama Allah atau YHWH dalam teks Ibraninya. Kitab ini mengkisahkan perkawinan antara Ester, seorang perempuan Yahudi dan raja Persia, Ahasyweros (mungkin Xerxes I, 485 – 465 S.M.). haman yang mempunyai dendam pada paman Ester, Mordekhai, berencana untuk memusnahkan bangsa Israel. Melalui campur tangan kuasa Allah, Ester akhirnya dapat mementahkan rencana jahat Haman bahkan Haman sendiri di hukum mati oleh raja dan Mordekhai menjadi “orang kedua” setelah raja. Peristiwa ini diperingati bangsa Israel sebagai hari raya Purim.
Meskipun kitab ini sama sekali tidak menyebut nama Allah, kuasa pemeliharaan Allah pada bangsa Israel sangatlah jelas. Mengingat kuasa Persia pada waktu itu meliputi India sampai Etiophia, hampir seluruh Asia Kecil, Siria, Palestina dan negara-negara yang lain, maka rencana pemusnahan itu berlaku bagi hampir seluruh orang Yahudi di dunia. Jadi selain pemeliharaan Allah yang setia pada janji-Nya, kitab ini juga menyatakan bahwa umat Allah dapat dan akan menjadi sasaran penganiayaan oleh dunia walau pertolongan dan kelepasan dari Allah akan muncul.
Analisa Buku
Kekuatan Buku
1. Penulis memberikan latar belakang dunia Perjanjian Lama secara lengkap dan komprehensif.
2. Buku ini disajikan secara sistematis dan memiliki alur yang baik.
3. Walaupun agak rumit, buku ini tidak terlalu sulit untuk dipahami.
4. Memberikan pandangan-pandangan yang berbeda dari beberapa ahli walau akhirnya penulis menyatakan pendapatnya sendiri.
Kelemahan Buku
1. Kadang-kadang pembahasan materi terlalu panjang dan bertele-tele.
2. Diperlukan usaha keras dan waktu yang panjang untuk membaca dan memahami buku ini karena tebal.
Hal-hal Baru
1. Pembahasan latar belakang, sejarah, geografi dunia Perjanjian Lama sangat mengesankan. Pembahasan itu memberikan pengertian yang baru bagi saya. Misalnya dengan mengerti keadaan geografis Israel, saya lebih mengerti mengapa mereka sering jatuh dalam penyembahan kepada Baal.
Saran
1. Sebelum mempelajari buku ini, sebaiknya mempelajari buku sejenis yang lebih singkat. Tanpa pengetahuan yang memadai, sulit untuk memahami buku ini.
Penutup
Pemahaman yang mendalam tentang Perjanjian Lama merupakan modal berharga bagi setiap hamba Tuhan. Buku ini memberikan pemahaman yang mendalam akan Perjanjian Lama. Inilah buku yang tepat bagi pembelajar serius Perjanjian Lama. Soli Deo Gloria.
Wednesday, August 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment