Pendahuluan
John Calvin adalah salah satu Reformator Protestan yang terkemuka. Jika Martin Luther dipakai Tuhan untuk memulai Reformasi, John Calvin dipakai Tuhan untuk membangun dasar-dasar teologi Injili yang kuat dan berpengaruh besar sampai hari ini. Setiap orang yang belajar teologi Injili pasti tidak akan lepas dari pengaruh pemikiran Calvin.
Kehidupan Awal
John Calvin (10 Juli 1509 – 27 Mei 1564) dilahirkan di kota Noyon di Perancis. Sejak usia 12 tahun Calvin sudah bekerja pada Uskup sebagai tenaga administrasi. Calvin memotong rambutnya sebagai simbol dedikasinya pada gereja. Calvin juga memenangkan penghargaan dari “The Montmors” dan melalui bantuan itu dia melanjutkan studi di “The College de la Marche” di Paris. Setelah menyelesaikan studinya, dia memasuki “The College de Montaigu” untuk belajar filosofi. Pada tahun 1525 atau 1526, ayahnya mengirimnya ke University of Orleans untuk belajar hukum. Setelah beberapa tahun belajar, pada tahun 1529 Calvin memasuki Universitas Bourges. Di sana Calvin belajar bahasa Yunani, yang perlu bagi belajar Perjanjian Baru.
Suatu waktu dalam studinya, Calvin mengalami pertobatan. Pertobatan itu berhubungan dengan pemisahan dirinya dari gereja Katolik Roma. Pada tahun 1532 Calvin mendapatkan gelar doktor hukum dan menerbitkan buku pertamanya. Pada tahun 1533 terjadi pertentangan keras antara para reformis melawan anggota konservatif fakultas di Universitas. Salah satu reformis adalah teman dekat Calvin yaitu Nicolas Cop (rektor dari universitas tersebut). Akibat pertentangan itu Calvin menerima imbasnya sehingga tahun depannya dia terpaksa hidup bersembunyi dan berpindah-pindah dari Angouleme, Noyon, dan Orleans. Akhirnya Calvin terpaksa meninggalkan Perancis pada bulan Oktober 1534. Pada bulan Januari 1535, Calvin bergabung dengan Cop di Basel, Swiss. Saat itu Basel berada di bawah pengaruh seorang reformis yang bernama Johannes Oecolampadius.
Reformasi
Pada tahun 1536 Calvin memutuskan bahwa tidak ada masa depan baginya di Perancis. Dalam perjalannya ke Strasbourg, akibat manuver militer, Calvin terpaksa mengambil jalan memutar ke arah Selatan yang membawanya sampai di Jenewa. Calvin hanya bermaksud tinggal semalam saja tapi bujukan William Farel membuatnya tinggal dan melayani sebagai “pastor”. Beberapa tahun kemudian, bersama dengan Farel, Calvin menyusun sebuah katekismus dan pengakuan iman. Dewan kota menolak pengakuan iman mereka dan akibat pertentangan mereka dengan dewan kota, Calvin dan Farel diusir dari Jenewa. Atas permintaan Martin Bucer dan Wolfgang Capito, Calvin melayani di Strasbourg. Di sana Calvin menggembalakan 400-500 orang dan berkhotbah atau mengajar tiap hari dan dua kali berkhotbah pada hari minggu.
Sementara itu terjadi perubahan di Jenewa ketika pendukung Calvin memenangkan jabatan di dewan kota Jenewa. Mereka mengirim utusan untuk memanggil kembali Calvin. Akhirnya diputuskan bahwa Strasbourg meminjamkan Calvin selama enam bulan dan Calvin tiba kembali di Jenewa pada 13 September 1541. Ternyata Calvin menghabiskan waktunya di Jenewa jauh lebih lama dari enam bulan. Selama masa pelayanannya di Jenewa, Calvin berkhotbah lebih dari 2.000 kali dan berhasil mengatasi beberapa perselisihan pandangan teologi dengan beberapa orang. Di Jenewa, Calvin memulai program pembaharuannya. Ia menetapkan empat kategori dalam pelayanan gereja, dengan peranan dan kekuasaan yang berbeda-beda:
• Doktor memegang jabatan dalam ilmu teologi dan pengajaran untuk membangun umat dan melatih orang-orang dalam jabatan-jabatan lain di gereja.
• Pendeta yang bertugas berkhotbah, melayani sakramen, dan menjalankan disiplin gereja, mengajar, dan memperingatkan umat.
• Diaken mengawasi pekerjaan amal, termasuk pelayanan di rumah sakit dan program-program untuk melawan kemiskinan.
• Penatua yaitu 12 orang awam yang tugasnya adalah melayani sebagai suatu polisi moral. Mereka umumnya mengeluarkan surat-surat peringatan, serta bila perlu menyerahkan para pelanggar ke Konsistori.
Perkawinan dan Akhir Hidupnya di Dunia
Setelah tiga kali gagal membina hubungan rumah tangga, pada usia 31 tahun Calvin akhirnya menikah dengan seorang janda beranak dua yang bernama Idelette de Bure Stordeur. Dari perkawinan itu mereka mendapat tiga orang anak yang semuanya meninggal sebelum mencapai umur dua minggu.
Kesehatan Calvin mulai memburuk ketika ia menderita sakit kepala, perdarahan paru-paru, asam urat dan batu ginjal. Kadang-kadang, ia harus digotong ke mimbar dan Calvin memberikan khotbah terakhirnya pada tanggal 6 February 1564 di St. Pierre. Calvin meninggal di Jenewa pada 27 Mei 1564. Ia dikuburkan di Cimetière de Plainpalais dengan sebuah batu nisan yang ditandai semata-mata dengan inisialnya, "J.C", sebagian untuk menghormati permintaannya agar ia dikuburkan di sebuah tempat yang tidak dikenal, tanpa saksi ataupun upacara.
Karya Calvin
Pada bulan Maret 1536, Calvin mempublikasikan edisi pertama Institutes of the Christian Religion dalam bahasa Latin dan kemudian dalam bahasa Perancis (1541). Buku ini berisi apologetik terhadap imannya dan pernyataan dari posisi doktrinal para reformis. Secara konstan Calvin merevisi tulisannya, dari enam pasal pada edisi pertama menjadi delapan puluh pasal pada edisi terakhirnya yang diterbitkan pada tahun 1559 dan 1560. Calvin juga menulis tafsiran-tafsiran kitab-kitab dalam Alkitab. Untuk Perjanjian Lama dia menerbitkan tafsiran semua kitab kecuali kitab-kitab sejarah. Untuk Perjanjian Baru Calvin melewatkan surat 2 Yohanes, 3 Yohanes dan Wahyu.
Pandangan Teologi John Calvin
Beberapa prinsip Calvin dalam penafsiran dapat diringkaskan sbb:
1. Mementingkan penerangan dari Roh Kudus.
Kepandaian manusia tidak dapat menggantikan penerangan Roh Kudus.
2. Menolak penafsiran alegoris.
Baginya penafsiran alegoris adalah alat setan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran Alkitab.
3. Alkitab ditafsirkan dengan Alkitab.
Seorang penafsir harus memperhatikan tata bahasa, konteks dan lainya dari teks yang akan ditafsirkan.
4. Sangat hati-hati dalam nubuat akan Mesias.
Baginya penafsir harus memperhatikan latar belakang, sejarah nubuat dari ayat-ayat tersebut. Dia percaya kebanyakan referensi Mesias di Mazmur harus ditafsir secara analogis.
5. Sangat hormat kepada Alkitab.
Namun dia masih sanggup memperhatikan perbedaan gaya bahasa atau sastra dari setiap penulis Alkitab.
Secara khusus Paul Enns mengatakan ada tujuh penekanan dari Calvin yaitu: Penekanan akan kedaulatan Allah (Mzm. 135:6; Dan. 4:35; Ef. 1:11, dsb), Predestinasi dan pemilihan merupakan konsep Alkitab, Doktrin kerusakan total konsisten dengan Alkitab, Pemilihan tanpa syarat merupakan keharusan yang logis dan penekanan yang Alkitabiah, Doktrin penebusan terbatas, Anugerah yang tidak dapat ditolak, dan Ketekuanan orang-orang kudus.
Sesungguhnya dasar dari semua sistem Calvinisme adalah kedaulatan Allah yang direfleksikan dalam lima butir yang dikenal sebagai “Lima butir Calvinisme”. Sesungguhnya Calvin sendiri tidak menulis “lima butir” itu melainkan berasal dari Synod of Dort (1619) dan sebagai hasil pengukuhan keunikan Calvinisme selama berabad-abad. Kelima butir itu adalah:
1. Kerusakan Total.
Kerusakan total adalah setelah jatuh dalam dosa manusia selalu dan semata-mata berbuat dosa dan ketidakmampuan manusia secara total untuk melakukan, memahami, atau bahkan menginginkan kebaikan. Kerusakan total tidak berarti manusia telah rusak secara mutlak dan kehilangan kebaikan secara relatif.
2. Pemilihan tanpa syarat.
Untuk memahami poin ini perlu dipahami tiga buah istilah:
• Penetapan sejak semula. Artinya rencana Allah yang berdaulat, yang dengannya Allah menetapkan semua yang akan terjadi di seluruh alam semesta.
• Predestinasi. Predestinasi adalah bagian dari penetapan sejak semula yang menunjuk pada destini kekal manusia: surga atau neraka. Predestinasi terdiri dari dua bagian yaitu pemilihan (surga) dan penolakan (neraka).
• Pemilihan tanpa syarat. Pemilihan Allah yang beranugerah keselamatan kepada manusia-manusia berdosa selalu dilakukan tanpa syarat. (Yoh 6:37, 39; Yoh 15:16; Kis. 13:48; 2 Tes. 2:13; Ef. 1:4-5; Roma 8:29-30; Roma 9:6-26)
3. Penebusan terbatas.
Calvinisme mengajarkan bahwa Kristus mati hanya bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya yaitu penebusan secara terbatas. Kata “terbatas” bukan berarti kuasa Kristus terbatas. Kuasa Kristus tidak terbatas tetapi bersifat terbatas dalam cakupannya.
4. Anugerah yang tidak dapat ditolak.
Anugerah adalah pemberian kepada orang yang tidak layak menerima pemberian itu. Sedangkan yang dimaksudkan dengan tidak dapat ditolak adalah bila Allah telah memilih orang-orang untuk diselamatkan dan bila Ia memberikan Roh Kudus untuk mengubah mereka dari orang-orang yang penuh kebencian menjadi orang-orang yang penuh kasih, maka tidak ada yang dapat menahan-Nya.
5. Ketekunan orang-orang kudus.
Istilah ini mengacu pada orang-orang kudus yang disebut Paulus dalam surat-suratnya, akan bertekun dalam mempercayai Kristus sebagai Juruselamat mereka. Dalam kepercayaan itu mereka dapat ragu-ragu, tetapi akan terus percaya untuk selamanya. Oleh karena itu, mereka akan tetap diselamatkan. Ketekunan ini bergantung pada ketekunan Allah bukan kekuatan manusia.
Penutup
John Calvin sebagai salah satu Reformator sangat besar jasanya dalam dunia teologi. Sebagai seorang pemikir besar, Calvin mewariskan pengajaran-pengajaran yang menjadi fondasi bagi golongan Reformed. Walaupun demikian, bukan berarti orang-orang golongan lain tidak mendapat manfaat dari pengajaran Calvin karena dalam tingkat tertentu pasti golongan Injili mengadopsi pengajaran Calvin.
Friday, February 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment