Friday, February 26, 2010

Hermeneutika

Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab
(Pdt. Hasan Sutanto, D.Th.)



Pendahuluan
Buku ini dulunya adalah diktat yang dipakai dalam mata kuliah Hermeneutik di SAAT Malang. Penulisnya adalah dosen SAAT, Pdt. Hasan Sutanto D.Th (M.Th ketika buku diterbitkan pertama kali). Buku ini dibagi menjadi tiga bagian besar yaitu pendahuluan, prinsip dan metode penafsiran Alkitab secara umum, dan prinsip dan metode penafsiran Alkitab secara khusus.


Ringkasan Buku
Dalam bab pertama penulis memberikan pengertian awal dari hermeneutik berupa definisi dan kepentingan hermeneutik dalam konteksnya dengan Alkitab. Selanjutnya diuraikan apa saja syarat-syarat seorang penafsir Alkitab. Setelah itu penulis sedikit masuk dalam Bibliologi dengan menerangkan beberapa keyakinan tentang Alkitab.
Selanjutnya penulis menguraikan sejarah singkat berbagai aliran (sejarah) penafsiran. Sejarah penafsiran dimulai dari penafsiran orang Yahudi dari zaman Ezra sampai zaman Kristus, berlanjut ke penafsiran Harafiah , penafsiran Midrash, penafsiran Pesher, penafsiran Alegori, dan penafsiran Tipologi. Sejarah penafsiran selanjutnya adalah cara penafsiran abad pertama, cara penafsiran alegoris abad-abad pertama, penafsiran harafiah abad-abad pertama, cara penafsiran bapa-bapa gereja Latin dan Medieval, cara penafsiran masa Renaissance, Reformasi dan Post-Reformasi, dan penafsiran abad ke-20.
Kemudian penulis memberikan beberapa kesalahan yang sering ditemukan dalam penafsiran Alkitab misalnya tidak percaya kepada Alkitab, melalaikan bahasa aslinya, melalaikan konteks dsb. Bagian pertama buku ditutup dengan daftar Alkitab dan buku-buku referensi yang diperlukan untuk penafsiran.


Bab kedua berisi prinsip dan metode penafsiran Alkitab secara umum. Beberapa prinsip dan metode penafsiran adalah:
• Analisa teks, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Diusahakan agar teks yang akan ditafsirkan adalah yang paling dekat dengan naskah asli.
• Analisa isi Alkitab. Paling tidak penafsir harus memperhatikan keunikan penulisan Kitab, tanggal penulisan Kitab, dan pembaca Kitab.
• Analisa sejarah dan latar belakang. Misalnya keadaan geografis, waktunya, agama, politik dan ekonomi, dan kebudayaan.
• Analisa sastra. Setiap Kitab mempunyai gaya sastra yang berbeda.
• Analisa konteks, yaitu konteks dekat dan konteks jauh.
• Analisa arti kata. Harus memperhatikan fonologi, morfologi, dan semantik.
• Analisa tata bahasa. Sangat penting karena sangat mempengaruhi arti.
• Integrasi. Langkah akhir dalam penafsiran adalah mengintegrasikan semuanya itu.


Bab ketiga membahas penyelidikan prinsip dan metode penafsiran Alkitab secara lebih mendetail atau lebih khusus. Bagian ini membahas cara-cara dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan gaya sastra yang berlainan dalam Alkitab. Dengan memahami setiap gaya sastra yang digunakan dalam kitab-kitab dalam Alkitab, diharapkan penafsir dapat menghindari salah tafsir dan mampu menafsir dengan tepat.
Gaya sastra yang berlainan misalnya adalah:
• Bahasa kiasan pendek. Berguna untuk memperkaya pengertian terhadap apa yang dimaksudkan oleh penulis.
• Perumpamaan, yaitu cerita yang digunakan untuk menjelaskan suatu kebenaran.
• Alegori. Alegori adalah cerita yang mengadakan beberapa perbandingan.
• Simbol. Dipakai untuk menyampaikan pengertian yang melebihi pengetahuan umum dari kata yang dipakai.
• Tipologi (Tipe), yaitu suatu korespondensi dalam satu, atau beberapa aspek antara tokoh, peristiwa, benda, dsb di PL dengan tokoh, peristiwa, benda yang sejaman dengan PB.
• Syair. Sebenarnya tidak hanya terbatas pada kitab Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung saja.
• Nubuat. Kitab Nabi adalah kitab yang bercorak nubuat.
• Apokaliptik. Jenis sastra ini menunjuk pada sekelompok literatur beserta konsep dasarnya yang tumbuh subur di daerah Alkitab pada sekitar abad 2 SM sampai 1M.
• Surat. PL hanya mencatat beberap surat, tetapi PB mencatat banyak surat.
• Kutipan-kutipan PL dan PB. PL dan PB mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Yesus sendiri memberikan penghormatan tinggi terhadap PL dan Dia menunjukkan bahwa apa yang terdapat dalam PL sudah digenapi dalam DiriNya.


Kelebihan dari Buku
Kelebihan dari buku ini:
• Alkitabiah. Penulis adalah seorang Injili sekaligus dosen di seminari Injili sehingga isi buku dapat dipercaya. Kepercayaan ini bukannya isi buku pasti 100% benar isinya, melainkan prinsip-prinsip penafsirannya benar dan Alkitabiah.
• Sistematis. Karena berangkat dari asal usul diktat pelajaran hermeneutika yang tentunya sudah di cek dan ricek isinya dan cara penyajiannya. Isi buku disajikan secara sistematis.
• Lengkap. Menyajikan prinsip-prinsip dan metode penafsiran secara cukup lengkap.


Kekurangan dari Buku
Kekurangan dari buku ini adalah:
• Kurangnya penerapan praktis. Maksudnya adalah penulis tidak banyak memberikan contoh-contoh praktis dari ayat-ayat atau perikop Alkitab. Dalam hal ini buku Gordon Fee dan Douglas Stuart lebih praktis.
• Tidak ada pembahasan cara penafsiran kitab per kitab. Apa yang disajikan oleh penulis hanya bersifat global atau dengan kata lain seperti buku pengantar hermeneutika.


Penutup
Buku Hermeneutik karya Pdt. Hasan Sutato adalah sebuah buku yang baik sekali. Buku-buku penafsiran yang bermutu sangat jarang bila dibandingkan buku-buku Biblika atau Sistematika apalagi tulisan orang Indonesia. Oleh karenanya buku ini patut menjadi salah satu buku referensi bagi mata kuliah hermeneutika di STT dan juga dapat diringkas dan dikombinasikan dengan buku-buku lain untuk pelajaran Alkitab di gereja-gereja maupun persekutuan-persukutuan.

No comments: