Rekomendasi Buku Teologi Sistematika Untuk Diajarkan Pada Jemaat
Pendahuluan
Teologi sistematika adalah hasil dari inti sari yang didapatkan dari gabungan teologi historika, teologi biblika, dan sumber-sumber lain. Semua yang digali dari Alkitab melalui gabungan teologi di atas kemudian di sistematiskan menjadi doktrin-doktrin seperti doktrin Alkitab, doktrin Allah, dsb. Oleh karenanya teologi sistematika adalah hasil kerja keras seorang/beberapa teolog dalam menafsirkan Alkitab dan menyajikan hasilnya secara sistematis tema per tema atau topik per topik.
Dalam menulis buku teologi sistematis, seorang teolog tidak dapat lepas dari pengaruh subyektifitas pribadi. Subyektifitas berasal dari faktor pengajaran tertentu, pengalaman pribadi dsb. Oleh karenanya Alkitab yang bersifat obyektif dipelajari dan ditafsirkan oleh manusia-manusia subyektif yang berusaha menjadi obyektif. Tidak heran buku-buku sistematika yang ditulis para teolog Injili mempunyai sedikit perbedaan di beberapa pandangan walau selalu sama dalam menafsirkan hal-hal yang paling penting seperti keselamatan. Tulisan ini bermaksud memberikan pandangan akan sebuah buku sistematika yang direkomendasikan sebagai buku pegangan utama untuk diajarkan kepada jemaat.
Buku-buku Teologi Sistematika Dan Latar Belakang Penulisnya
Di antara banyak buku-buku teologi sistematika, dipilih empat buah buku untuk dibahas di sini yaitu:
1. Teologi Sistematika 1-5 yang ditulis oleh Louis Berkhof.
Louise Berkhof (1873-1957) adalah seorang ahli teologi sistematika yang berpandangan Reformed. Berkhof lulus dari Calvin Theological Seminary pada tahun 1900 dan lulus dari Princeton Theological Seminary (B.D) tahun 1902. Berkhof dikenal sebagai teolog yang orisinil atau spekulatif tetapi sangat bagus dalam mengorganisasikan dan menjelaskan ide-ide teologi dasar menurut ajaran John Calvin, Abraham Kuyper, dan Herman Bavinnck. Wayne Grudem menyatakan buku “Teologi Sistematika” sebagai sebuah harta informasi dan analisa….mungkin yang paling berguna dari berbagai perspektif teologi.
2. Teologi Dasar 1-2 yang ditulis oleh Charles C. Ryrie.
Charles Caldwell Ryrie (lahir tahun 1925) adalah seorang penulis kristen dan teolog. Ryrie lulus dari Haverford College (B.A), Dallas Theological Seminay (Th.M dan Th.D) dan Edinburg University (Ph.D). Selama beberapa tahun dia melayani sebagai profesor sistematika teologi dan dekan studi doktoral di Dallas Theological Seminary dan sebagai profesor di Philadelphia Bible College. Beliau adalah seorang premillenial dispensationalist.
3. Teologi Sistematika yang ditulis oleh Henry C. Thiessen.
Henry Clarence Thiessen mengajar di Dallas Theological Seminary dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus pada Graduate School di Wheaton College.
4. Teologi Kristen 1-3 yang ditulis oleh Millard J. Erickson.
Millard Erickson (lahir tahun 1932) adalah Distinguised Profesor teologi pada Western Seminary, Portland. Dia juga menjabat sebagai profesor teologi dan dekan akademik pada Bethel Seminary selama beberapa tahun. Dia mendapatkan gelar B.A. dari universitas Minnesota, B.D. dari Northern Baptist Seminary, M.A. dari universitas Chicago dan Ph.D dari universitas Northwestern. Erickson adalah seorang pendeta Baptis yang berpandangan Injili konservatif, egalitarian dan Calvinist secara moderat.
Tinjauan Buku-buku Teologi Sistematika
1. Louis Berkhof.
Buku “Teologi Sistematika” Louis Berkhof yang sangat tebal dibagi menjadi lima buku oleh penerbitnya di Indonesia. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1941. Kelima buku itu masing masing membahas doktrin Allah, doktrin manusia, doktrin Kristus, doktrin Keselamatan, dan doktrin Gereja. Enns menyebutkan bahwa Berkhof berpandangan Amillenialism.
Kelebihan buku ini:
• Pembahasan masing-masing doktrin cukup mendalam dan membandingkan pandangannya dengan pandangan teolog lain.
• Berteologi Reformed, cocok bagi golongan Reformed.
Kekurangan buku ini:
• Buku ini sudah cukup lama sehingga ada beberapa pandangan yang sudah kurang cocok dengan zaman sekarang.
• Penggunaan kalimat-kalimat yang rumit sehingga buku ini sulit untuk dibaca dan dipahami.
• Tidak ada pembahasan tentang doktrin Roh Kudus secara khusus. Hal ini cukup mengherankan saya.
2. Charles Ryrie.
Buku “Teologi Dasar” Ryrie dibagi menjadi 2 buku dalam bahasa Indonesia. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1986. Buku ini sebenarnya cocok bagi kaum awam karena bahasa dan pembahasannya yang relatif ringan. Ryre adalah salah satu tokoh dispensasionalis yang paling terkemuka pada masa kini.
Kelebihan buku ini:
• Mudah dipahami isinya karena bahasanya ringan dan sangat sistematis.
• Relatif lebih up to date dibandingkan Berkhof.
Kekurangan buku ini:
• Pembahasan kurang mendalam, mungkin karena buku ini ditujukan untuk kaum awam.
• Penempatan doktrin Alkitab di bawah doktrin Allah. Secara umum sistematika selalu dimulai dari doktrin Alkitab dan dilanjutkan dengan doktrin Allah.
3. Henry Thiessen.
Buku ‘Teologi Sistematika” Thiessen hanya satu jilid dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1949. Tidak jelas bagaimana pandangan “denominasi” Thiessen, tetapi membaca catatan akademisnya dan menelusuri tulisannya, saya menduga Thiessen sedikit banyak dipengaruhi oleh pandangan Calvinis walau beliau adalah orang Baptis.
Kelebihan buku ini:
• Disajikan tidak “seberat Berkhof, tapi tidak seringan Ryrie”.
• Isi buku “tidak basa-basi”, langsung to the poin dan tidak banyak membahas pandangan pihak lain.
Kekurangan buku ini:
• Penggabungan doktrin Kristus, Roh Kudus, dan keselamatan menjadi satu (bagian VI).
4. Millard Erickson.
Buku “Teologi Kristen” dibagi menjadi tiga jilid dalam bahasa Indonesianya. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1983.
Kelebihan buku ini:
• Pembahasan buku ini cocok bagi pembelajar serius Alkitab. Isinya komplit (kecuali doktrin Alkitab).
• Buku ini tidak “seberat” bukunya Berkhof dan tidak seringan Ryrie. Erickson cukup terperinci dalam membahas suatu topik.
• Tidak banyak membicarakan pandangan lain, melainkan mengajarkan apa yang ia yakini secara konsisten.
Kekurangan buku ini:
• Tidak adanya pembahasan mengenai doktrin Alkitab.
• Terlalu bertele-tele dalam beberapa pokok pembahasan.
Buku Yang Direferensikan
Dalam memilih sebuah buku untuk direferensikan ada sebuah pertimbangan yaitu sasaran apa yang hendak dicapai atau dengan kata lain seberapa jauh jemaat awam akan belajar?. Jadi sebelum proses pembelajaran dilakukan perlu disepakati bersama tujuan yang ingin dicapai terlebih dahulu. Di sini diasumsikan tujuan yang ingin dicapai adalah membekali jemaat dengan pengetahuan sistematika yang cukup, yang setara dengan mahasiswa S1.
Sesungguhnya untuk memberikan hanya sebuah buku untuk diajarkan kepada jemaat/anggota persekutuan bagaikan memilih seorang anak dari beberapa anak yang diberikan Tuhan. Masing-masing buku tidak ada yang sempurna dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang mungkin dilakukan adalah memilih sebuah buku untuk menjadi inti atau dasar dengan dilengkapi buku-buku lain sebagai referensi.
Berdasarkan pemaparan di atas, saya memilih buku Teologi Kristen tulisan Millard Erickson sebagai buku inti dan menggunakan buku-buku lainnya sebagai bahan referensi. Alasan pemilihan buku itu karena buku itu lengkap (kecuali doktrin Alkitab), cukup “up to date” karena diterbitkan pertama kali pada tahun 1980-an dan isinya cukup seimbang. Hanya saja ada dua hal yang diganti dari buku itu karena keyakinan pribadi yaitu mengenai pandangan Premilenialisme diganti menjadi Amilenialisme dan dispensasionalisme diganti menjadi perjanjian kovenan. Tentu saja buku Erickson bukanlah buku sistematika yang paling sederhana dan paling mudah dipahami. Oleh karenanya suatu studi yang sungguh-sungguh di bawah pencerahan dari Roh Kudus diperlukan agar kita dapat mengerti kebenaran dan kebenaran itulah yang disajikan kepada para jemaat secara sederhana agar dapat dimengerti dengan baik.
Sebagai alternatif kedua adalah buku Teologi Dasarnya Ryrie. Buku ini sangat mudah dibaca dan dimengerti. Buku ini juga cukup lengkap pokok-pokok pembahasannya dan up to date. Jadi jika orang-orang yang diajarkan diwajibkan membaca buku pegangan, buku Ryrie ini adalah pilihan pertama, tetapi jika tidak diwajibkan membaca buku pegangan, buku Ericksonlah yang dipilih.
Penutup
Topik teologi sistematika sangat menarik. Akibat perbedaan hasil penafsiran membuat para teolog berbeda pendapat di sana dan di sini. Menariknya, bahkan teolog dari golongan yang samapun dapat mempunyai perbedaan pandangan tentang doktrin. Hanya saja perbedaan itu kecil-kecil dan tidak berpengaruh pada kerangka Injili yang mendasar. Perbedaan-perbedaan kecil wajar dan memperkaya khasanah pemikiran kita. Perbedaan tidak dapat dihindari karena kita mempunyai berbagai perbedaan budaya, kebiasaan, pendidikan yang berbeda, dll. Selama perbedaan itu masih di dalam kerangka penafsiran yang sehat dan benar, hal itu wajar saja. Salah satu kemajuan teologi adalah karena adanya perbedaan pendapat yang memicu kita untuk terus belajar.
Pada akhirnya Alkitab sendiri berkata bahwa di dunia ini kita hanya dapat melihat kebenaran secara samar-samar. Setelah kembali ke surga, barulah semua hal itu menjadi jelas. Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Gracia, Soli Deo Gloria.
Friday, February 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment